Mahasiswi USU
Ilustrasi gambar. DOK/NET

Jakarta, Aktual.com — Akhir-akhir ini sering kita temui terkait kasus bunuh diri, baik itu dari lingkungan sekitar, media televisi, surat kabar dan lain-lain. Bunuh diri adalah sebuah tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, dengan harapan bahwa segala sesuatu urusan yang menimpanya berakhir karena ia telah meninggal dunia.

Banyak hal yang menyebabkan seseorang nekat melakukan bunuh diri, dan hal yang paling sering menjadi penyebab bunuh diri adalah karena putus asa dalam menghadapi sebuah masalah seperti masalah ekonomi, masalah rumah tangga, mempelajari jihad islam yang salah, dan lainnya.

Allah SWT berfirman,

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ

Artinya, “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.( An-Nahl : 70)

“Dalam Islam, bunuh diri dengan alasan apapun adalah haram dan orang yang melakukannya terancam dosa yang sangat besar. Ya, bunuh diri termasuk dalam dosa-dosa besar, bahkan pelakunya diancam menjadi penghuni kekal di Neraka,” kata Ustad Muhamad Ghozali, MA, kepada Aktual.com, di Jakarta, Senin (29/2)

Sebagaimana firman Allah SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(An Nisa’ : 29)

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا

Artinya, “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).”(Al Kahfi : 6)

Na’udzubillahi min dzalik, bahkan Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati maka di Neraka Jahanam dia akan menjatuhkan dirinya, kekal di dalamnya selamanya. Siapa yang menegak racun sampai mati, maka racun itu akan diberikan ditangannya, kemudian dia minum di Neraka Jahanam, kekal di dalamnya selamanya. Siapa yang membunuh dirinya dengan senjata tajam maka senjata itu akan diberikan ditangannya kemudian dia tusuk perutnya di Neraka Jahanam, kekal selamanya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya, apakah jenazah orang yang bunuh diri harus disalatkan atau tidak?. Mengingat, ancaman yang begitu dahsyat bagi pelaku bunuh diri.

“Meskipun orang tersebut melakukan sebuah dosa besar dengan melakukan bunuh diri, namun ia tetaplah menjadi seorang Muslim. Maka, jenazahnya tetap wajib disikapi sebagaimana layaknya jenazah seorang Muslim. Dia wajib dimandikan, dikafani, disalati, dan dimakamkan di pemakaman kaum Muslimin,” terang Ustad Ghozali menambahkan.

“Sebenarnya orang yang melakukan bunuh diri sangatlah merugi karena ia mengalami tiga penderitaan, yaitu penderitaan di dunia yang mendorongnya berbuat seperti itu, penderitaan menjelang kematiannya, dan penderitaan yang kekal di akhirat nanti. Na’udzubillahi min dzalik,” tegas ia menyambung pembicaraan.

Menurut Ustad Ghazali, ada beberapa penyebab utama terjadinya bunuh diri di masyarakat. Di antaranya, karena kurang iman dan kurang percaya pada diri sendiri.

Karena itu untuk menangkalnya harus diintensifkan pendidikan agama sejak masa kanak-kanak dan ditingkatkan dakwah Islamiyah kepada seluruh lapisan masyarakat Islam guna meningkatkan iman, ibadah, dan takwanya kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa.

“Dan memang dengan bunuh diri bisa menyelesaikan masalah di dunia ?. Pastinya tidak, karena bisa jadi masalah itu akan menjadi sebuah beban dalam keluarga. Ketika di akhirat pun orang yang bunuh diri mendapatkan ganjaran yang pedih. Dari sini saja kita bisa mengambil pelajaran bahwasannya bunuh diri bukanlah menyelesaikan masalah akan tetapi malah menambah dan memperpanjang masalah,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: