Washington DC, Aktual.com – Berbagai kebijakan Donald Trump yang belum dua bulan menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) untuk periode keduanya banyak mengundang kontroversi. Terbaru adalah kebijakan menaikkan tarif resiprokal plus tarif impor atau tarif bea masuk kepada 180 negara, yang dinilai justru merugikan negara AS sendiri.

Berbagai kebijakan kontroversi itu, memicu rencana pemakzulan terhadap Trump. Dilansir dari USA Today, rencana pemakzulan terhadap Trump ini dilontarkan anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Al Green yang berencana mengajukan pemakzulan terhadap Trump dalam waktu 30 hari. Menurutnya, Trump tidak layak menjabat sebagai presiden.

”Kami membutuhkan Senat yang kali ini benar-benar akan menghukumnya. Dan saya ingin kalian tahu, saya paham bahwa dia adalah sosok Goliat,” kata Green dalam orasinya saat unjuk rasa di Kota Washington D.C pada Sabtu (5/4) siang waktu setempat. Yang dimaksud Goliat oleh Green adalah sosok raksasa jahat dalam kitab Bible yang menjadi musuh Nabi Daud.

”Dia (Trump) mengendalikan para jenderal militer, dia mengendalikan Departemen Kehakiman, dan dia juga menguasai Partai Republik. Namun, teman-teman, untuk setiap Goliat, selalu ada Daud,” ujar Green lagi.

Dilanjutkan Green, bahwa Daud akan mengajukan pasal-pasal pemakzulan dalam 30 hari ke depan. ”Saya ingin Anda tahu, Tuan Presiden, bahwa Daud ini akan mengajukan pasal-pasal pemakzulan terhadap Anda dalam 30 hari ke depan. Saya akan membawa naskah pemakzulan. Saya akan mengejar Anda. Tuan Presiden, Daud ini akan mengejar Anda,” kata Green.

Untuk diketahui, saat Trump menjabat sebagai presiden pada periode pertama tahun 2016 – 2020, Green pernah tiga kali tiga kali mengajukan upaya pemakzulan terhadap Trump, namun semua upayanya itu gagal.

Saat Green berorasi di hadapan puluhan ribu orang pada hari Sabtu (5/4) lalu, di hari yang sama ratusan ribu orang di 50 kota di AS menggelar aksi protes yang sama untuk menentang Trump dan kebijakannya. Mereka mengacungkan poster bertuliskan ’Hands Off!’ (Jangan ganggu kami) sebagai bentuk penolakan terhadap berbagai kebijakan Trump yang kontroversial.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain