Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi mengingatkan pemerintah mengantisipasi 16 daerah di Indonesia didiami anggota ISIS, salah satunya dengan keputusan politik Presiden dalam melibatkan TNI untuk ikut mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

“Dalam konteks sekarang butuh keputusan politik Presiden agar TNI bisa mencegah supaya tidak meluas,” kata Bobby di Jakarta, Sabtu (17/6).

Menurutnya, apabila di satu daerah sudah didiami anggota ISIS maka itu bukan kriminal biasa namun sudah termasuk makar. Ia merujuk Pasal 7 ayat 2 UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, Presiden harus segera menugaskan TNI untuk mengantisipasinya.

“Tentunya hal ini perlu didalami terlebih dahulu, apakah baru terindikasi sehingga perlu aparat hukum menyelidikinya, atau sudah ada fakta yang jelas,” ujarnya.

Diperlukan tanggung jawab bersama antar lembaga negara seperti Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kepolisian dan TNI. Langkah tersebut diperlukan agar bisa diambil keputusan yang tepat, siapa yang menanganinya.

“Jadi di satu sisi penanggulangan teroris sudah sesuai dengan eskalasi ancaman, di sisi lain akuntabilitasnya juga terjaga dengan baik, tanpa melanggar UU yang ada seperti UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI,” katanya.

Bobby menilai ada beberapa langkah antisipasi yang bisa dilakukan seperti, pertama harus memetakan dengan jelas, mana masyarakat sipil dan mana gerombolan ISIS apabila disinyalir suatu daerah sudah disusupi.

Menurutnya, memperkuat pengawasan perbatasan untuk lalu lintas penyelundupan senjata. Selanjutnya menyiapkan operasi pencegahan ancaman teroris apabila sudah ada bukti yang cukup dan berkoordinasi juga dengan penegak hukum untuk melihat eskalasi ancamannya.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa terdapat 16 wilayah yang didiami sel ISIS di Indonesia sehingga harus segera ditutup karena berbahaya.

“Di Indonesia ada 16 tempat itu ISIS yang sudah ada, sudah bergabung dengan kita. Kalau kita tidak segera tutup pelarian ISIS yang ke Indonesia maka akan berbahaya,” kata Gatot di Gedung Nusantara II DPR Jakarta, Kamis (15/6).

Gatot hanya mencontohkan wilayah tersebut Bima, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur namun dirinya enggan merinci 16 wilayah yang disebut telah didiami sel ISIS di Indonesia.

Sel itu, kata Gatot, merupakan sel “tidur” yang dapat bangun sewaktu-waktu dan salah satu indikasi sel itu aktif adalah peristiwa bom yang selalu berkaitan dengan ISIS.

“TNI sudah mengambil langkah dengan menutup gerak jaringan ISIS masuk ke Indonesia di pulau-pulau terluar seperti Pulau Marore, Miangas, Tahuna dan Kalawu,” ujarnya.

Dia mencontohkan sel tersebut menuju ke Maluku Utara lalu TNI menutup dengan operasi udara, militer, patroli udara dan laut serta kapal selam pun ditaruh di sana dan di setiap pulau-pulau tadi diadakan penebaran.

Gatot menilai Indonesia harus memperhatikan secara serius kejadian di Marawi, Filipina Selatan karena sebagai pusat ISIS di Asia Tenggara, di daerah tersebut terdapat hingga 600 simpatisan. (ant)

Artikel ini ditulis oleh: