Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, agar menjaga ketahanan ekonomi nasional untuk mengantisipasi krisis Yunani berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

“Antisipasi kita bicarakan ini, menjaga ketahanan ekonomi nasional,” kata Wapres di Jakarta, Rabu (8/7).

Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan tidak khawatir terkait dampak krisis Yunani terhadap perekonomian domestik karena hal tersebut sudah diantisipasi oleh banyak pihak sebelumnya.

“Kami melihat kondisi di Yunani bukan hal yang baru. Kita harapkan pengaruhnya tidak terlalu besar (terhadap Indonesia),” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs.

Peter menuturkan, Indonesia juga nisbi sedikit dalam menjalin kerja sama perdagangan dengan Yunani, sehingga diperkirakan tidak akan banyak berpengaruh terhadap perekonomian di Tanah Air.

Pada Mei 2010, IMF menyetujui bantuan keuangan 30 miliar euro untuk Yunani di bawah pengaturan pinjaman siaga (Stand-by), dan kemudian pada Maret 2012, pemberi pinjaman menyetujui 28 miliar euro untuk Yunani di bawah pengaturan yang diperpanjang untuk mendukung program reformasi ekonomi.

Sampai saat ini, Yunani memiliki kewajiban yang belum dilunasi kepada IMF sebesar 21,2 miliar euro. Sebuah pembayaran sekitar 1,5 miliar euro kepada IMF telah jatuh tempo pada 30 Juni lalu.

Yunani tidak membuat pembayaran ketika jatuh tempo dan sekarang menunggak kepada pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu, membuat Yunani negara maju pertama yang gagal bayar (default) pada utang IMF.

Artikel ini ditulis oleh: