Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 25 poin menjadi Rp14.475 dibandingkan sebelumnya Rp14.450 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rilis data tenaga kerja dan indeks manufaktur Amerika Serikat sedang menjadi fokus pelaku pasar. Di tengah situasi itu dolar AS cenderung terapresiasi.

“Namun jika data itu menunjukan adanya pelambatan ekonomi di AS, maka dapat membalikkan arah pergerakan dolar AS dan berdampak positif pada rupiah,” katanya, Kamis (3/1).

Menurut dia, penguatan rupiah akan terbantu dampak permintaan terhadap mata uang yen Jepang sebagai “safe haven” di tengah masih kuatnya kekhawatiran pasar terhadap perekonomian global.

“Penguatan mata uang itu dapat berdampak positif bagi mata uang sekitar,” katanya.

Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan inflasi Indonesia pada tahun kalender Januari-Desember 2018 sebesar 3,13 persen, terbilang cukup terkendali.

“Terkendalinya inflasi sepanjang tahun 2018 itu dapat menjadi katalis positif bagi rupiah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: