Tuduhan makar di aksi 2 Desember. (ilustrasi/aktual.com)
Tuduhan makar di aksi 2 Desember. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ada yang berkepentingan menggulingkan Jokowi. Aksi 2 Desember bagi Jokowi ada satu agenda tersebut lalu muncullah kata makar. Pertanyaannya, kesimpulan makar yang didapat Presiden itu datang dari sumber resmi negara atau lagi-lagi berdasarkan laporan konsultan?

Demikian disampaikan Andi Arief, mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam akun twitternya @AndiArief_AA, sebagaimana dikutip Selasa (22/11).

“Kalau benar ada rencana makar terhadap kekuasaan Jokowi, orang pertama yang dimaksud Jokowi pasti Pak JK. Padahal JK tidak kuasai parlemen,” cuitnya.

Andi berargumen demikian sebab JK disebutnya sangat berpeluang secara konstitusional sebagaimana BJ Habibie menggantikan Presiden Soeharto pada pergantian Orde Baru ke Orde Reformasi silam.

Ia meminta Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan soal tuduhan adanya makar dalam Aksi Bela Islam III 2 Desember mendatang. Sebab orang yang diduga tersudutkan adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Siapa tertuduh tidak langsung pelaku makar yang dituduh Jokowi selain Pak JK? Dugaan saya ke Panglima TNI yang paling siap secara teknis,” beber Andi.

Disampaikan, sejak kata makar dikemukakan Kapolri dan Presiden, nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi buah bibir. Karenanya sebaiknya segera diklarifikasi oleh Presiden dan Kapolri.

Selain diarahkan ke JK, Andi juga menduga tuduhan makar tidak langsung diarahkan ke Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan. Mega dan PDIP dalam sejarahnya disebutnya sebagai motor penggulingan dan makar terhadap Presiden Abdurrahman Wahib.

Akan tetapi, Mega dan PDIP gagal menggulingkan Presiden SBY dan Wapres Boediono melalui kekuatan parlemen dan jalanan.

“Ditangan Megawati dan PDI-P sebetulnya makar terhadap Jokowi bisa dilakukan baik sebagai Ketum PDI-P, Ketua Koalisi dan orang tua Puan,” jelas Andi.

Disinggung pula pernyataan Kapolri mengenai rencana pendudukan DPR sebagai upaya makar. Namun Andi menggarisbawahi bahwa kekuatan parlemen terbesar-lah yang bisa memotori aspirasi makar.

“Jika Pak JK, Panglima TNI, dan PDIP/Megawati ternyata tidak ditemukan fakta mau makar, maka kata makar hanya untuk selamatkan Ahok,” cuit Andi.

Ditambahkan, soal makar atau penggulingan kekuasaan Jokowi sebetulnya bukan menjawab pertanyaan apakah bisa dilakukan atau tidak. Melainkan apakah cukup alasan makar dilakukan.

Saat ini, sudah banyak kekecewaan terhadap Jokowi. Dari sekian banyak kekecewaan itu yang menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia adalah upaya melindungi Ahok dari berbagai kasus.

“Perlindungan khusus Ahok akhirnya menjadi kemarahan kongkret. Rakyat pada kasus Al Maidah. Teriakan aksi : Bertindak adil atau mundur,” kata Andi.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby