Jakarta, Aktual.com — Dalam mengatasi polusi di Senegal, para pemimpin Muslim menyerukan untuk melancarkan “jihad hijau” terhadap agresi kerusakan lingkungan, mendesak praktisi untuk mematuhi fatwa Islam dalam penuntasan polusi serta melestarikan sistem ekologi di negara Afrika Barat.

“Islam jelas. Bentuk pencemaran atau agresi terhadap lingkungan adalah dosa dan jelas dilarang,” kata Imam Youssoupha Sarr dilansir dari laman Al Jazeera.

“Orang-orang perlu diingatkan akan hal ini,” tambahnya.

Mengutip situasi yang makin memburuk pada sejumlah jalan di negara Afrika dan infrastruktur pedesaan, Imam Sarrr mendesak di tengah kerumunan untuk memecahkan masalah tersebut seperti krisis limbah dan sampah yang menghambat jalan-jalan, sungai dan laut di pantai negara Afrika Barat.

“Ini bukan hanya masalah lokal, itu masalah global!,” tegas Imam Saar, sambil melambaikan jarinya di udara, diduga dia. kehilangan kesabarannya.

Bagi para pemimpin Muslim seperti Saar, masalah ini mencerminkan kegagalan dari para pemimpin dalam mengatasi permasalahan di negaranya.

“Satu kata terakhir”, kata imam “Pelestarian lingkungan adalah panggilan moral; pesan ini harus tersebar.”

Panggilan ‘jihad hijau’ dibentuk sebagai sistem Islam untuk menyatakan perbaikan Ekologi dan Ilmu Lingkungan guna menyiapkan rancangan deklarasi yang akan diselesaikan pada pertemuan puncak di kota Istanbul akhir bulan ini.

Inisiatif mayoritas warga Muslim terhadap hal ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap penduduknya karena di wilayah Sahel Afrika merupakan salah satu wilayah yang paling terkena dampak dari pemanasan global, dengan hujan yang semakin tak terduga merugikan telah banyak merugikan mata pencaharian dan kurangnya perawatan medis yang tepat.

Taharah (penyucian) disebut sebagai salah satu tindakan kebersihan dalam Islam, Menurut konsensus para Ulama, siapa pun yang berdoa ketika dia tidak dalam keadaan taharah maka harus memurnikan dirinya terlebih dahulu dan mengulangi doa, bahkan jika itu disebabkan oleh kelupaan.

Islam memerintahkan semua Muslim untuk menjaga lingkungan di mana dia tinggal dan tetap bebas dari penyebab penyakit, yang merugikan individu dan masyarakat.

Muslim membentuk hampir 94 persen dari 13 juta penduduk Senegal. Sementara itu, umat Kristen mencapai 5 persen dan sisanya mengikuti kepercayaan adat.

Artikel ini ditulis oleh: