Jakarta, Aktual.com – syekh Ibnu Athaillah Assakandary berkata:

طَلَبُكَ مِنْهُ ‘إِتْهَامٌ لَهُ ، وَطَلَبُكَ لَهُ – غَيْبُهُ مِنْكَ عَنْهُ – وَطَلَبُكَ لِغَيْرِهِ ، لِقِلَّةِ حَيَائِكَ مِنْهُ،وَطَلَبُكَ مِنْ غَيْرِهِ –لِوُجُوْدِ بَعْدِكَ عَنْهُ .

Artinya: “Permintaanmu kepada Allah Swt. menunjukkan ketidakpercayaanmu pada-Nya. Permintaanmu agar Allah Swt. semakin dekat denganmu, menunjukkan dirimu merasa jauh dengan-Nya. Permintaanmu pada selain Allah Swt., menunjukkan sedikitnya rasa malumu dari-Nya. Permintaanmu kepada selain Allah Swt., menunjukkan bahwa dirimu jauh dari-Nya.”

Hikmah kali ini memiliki empat bagian, pertama adalah: “Permintaanmu kepada Allah Swt. menunjukkan ketidakpercayaanmu pada-Nya”. Dalam hal ini, Syekh Ibnu Athaillah hakikatnya sedang menyampaikan bahwa salah satu tanda orang yang khawatir adalah meminta. Seakan kita tidak meyakini bahwa Allah Swt. Maha Pemurah, Maha Kaya, dan Maha Pemberi.

Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim As. ketika hendak dibakar oleh Raja yang Zalim di zamannya. Walaupun dalam keadaan terancam, Nabi Ibrahim As. tidak pernah meminta apapun kepada Allah Swt., selain berdoa: “cukuplah Allah pemberi nikmat dan pelindungku.”

Keyakinan yang begitu besar dari Nabi Ibrahim As. kepada Tuhannya, menunjukkan betapa beliau sangat mempercayai apa yang Allah Swt. tetapkan bagi dirinya.

Kedua adalah : “Permintaanmu agar Allah Swt. semakin dekat denganmu, menunjukkan dirimu merasa jauh dengan-Nya.” Dalam bagian ini, Syekh Ibnu Athaillah menyampaikan sebuah pesan kepada para salik agar terus memantanpkan keyakinannya terhadap Allah Swt. yang hakikatnya begitu dekat, bahkan Dia lebih dekat dari urat nadi kita.

Meminta Allah Swt. untuk mendekat, seakan kita mengingkari Dia dekat. Padahal sesungguhnya, kita lah yang selalu terhalang dari Allah Swt.

Ketiga: “Permintaanmu pada selain Allah Swt., menunjukkan sedikitnya rasa malumu dari-Nya”. Maksud dari bagian ini adalah ketika kita meminta sesuatu, hendaklah semua itu hanya ditujukan kepada Allah Swt., sebab Dialah yang menjadi Penjamin kita selama ini. Berdoa dan memintalah hanya kepada Allah Swt.

Keempat: “Permintaanmu kepada selain Allah Swt., menunjukkan bahwa dirimu jauh dari-Nya. Menurut Syekh Said Ramdhan al-Buthy, bagian ini konotasinya lebih pada keyakinan/akidah kita. Berhati-hati dan waspadalah selalu dalam hal ini. Disini, kata al-Buthi, kita harus tahu bahwa sikap manusia itu terakumulasi dalam dua posisi: itiqad/keyakinan dan Suluk/menuju ibadah.

Dalam konsep keyakinan akidah kita, hukum meminta-minta pada selain Allah adalah perbuatan syirik. Dan bagaimana mungkin suluknya akan sampai pada Allah jika ternyata pikirannya menyimpang dari Allah.

Laporan: Mabda Dzikara

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid