Jakarta, Aktual.com — Calon Gubernur DKI Jakarta, Muhamad Idrus mengaku miris saat melihat dan mendengar langsung curhatan warga di Blok Empang Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (5/4).

Menurut Idrus, ada yang salah dalam tata pengelolaan yang dilakukan oleh Pemprov DKI.

“Miris mendengar pendapatan nelayan yang turun drastis, ini ada yang salah tata kelola dari Pemprov DKI,” ujar Bang Idrus dalam keterangan yang diterima Rabu (6/4).

Kekecewaan Cagub yang dikenal dengan jargon ‘Jakarta Keren’ ini, setelah mendengar langsung keluhan Sarkim, warga yang berprofesi sebagi nelayan dan mengalami penurunan pendapatan akibat reklamasi.

Sarkim yang sebelum ada reklamasi memiliki pendapatan Rp400.000-Rp500.000 dengan modal Rp150.000, kini hanya mendapat Rp60.000-Rp70.000 dengan modal yang sama. Tak hanya itu, dirinya juga kerap dihadang petugas saat tengah melaut.

“Saya jadi nelayan juga kan karena disuruh istri dan anak saya,” keluh Sarkim, perwakilan warga yang menolak reklamasi.

Selain Sarkim, ada juga warga yang pro terhadap reklamasi pantai Utara Jakarta, salah satunya H Sulaeni.

“Masa orang lain kebagian jatah, kita ngga kebagian?” ucap H Sulaeni, di hadapan Idrus dan warga lain.

Pasalnya, dalam rangka menarik simpati warga agar setuju dengan reklamasi, ada sejumlah warga yang diberi ‘jatah’ dan bantuan ke masjid-masjid.

Setelah mengetahui duduk perkara pro kontra reklamasi dari warga, Idrus meminta penguasa untuk berhenti membodohi masyarakat demi kepentingannya dan kelompok tertentu.

“Masyarakat harusnya bukan dikasih uang. Harusnya warga dikasih tanah dan rumah yang sah jadi hak milik warga. Para penguasa harusnya berhenti membodohi masyarakat hanya untuk kepentingan mereka. Masyarakat jangan mau diadu domba begini!” tegas ‘Darah Baru Jakarta’ ini.

Artikel ini ditulis oleh: