Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution - Target pertumbuhan Ekonomi 2016. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution membantah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih banyak disalurkan ke Pulau Jawa sebagai tindakan yang tak adil. Justru dengan banyaknya KUR di Jawa, karena memang selama ini jumlah masyarakat miskin terbanyak berada di pulau tersebut.

“Saya tidak melihat ada ketimpangan (soal distribusi KUR). Pasalnya sebanyak 54 persen orang miskin ada di Jawa. Jadi kalau begitu, sebanyak 56 persen (KUR) jatuh ke Jawa tak masalah dong,” unar Darmin saat raker dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (9/2).

Apalagi memang dari sisi produksi padi pun, kata Darmin, lebih banyak di Jawa. Menurutnya, sebanyak 51,6 persen produksi padi ada di pulau dengan penduduk terbanyak ini.

“Jadi tolong jangan dilihat ini hanya masalah konsentrasi dan ketimpangan (hanya di Jawa). Karena orangnya (yang miskisn) di Jawa dan padinya di Jawa,” jelas dia.

Darmin juga menegaskan, untuk alokasi KUR di tahun ini akan lebih banyak disalurkan ke sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan industri kecil, yaitu mencapai 40 persen.

“Selama ini cuma 22,6 persen (untuk keempat sektor itu) dan banyak ke pedagang. Jadi sepanjang sejarah kita, belum pernah KUR untuk sektor tadi lampaui 20-an persen. Ini terobosan kita,” ujar Darmin.

Terkait dengan kredit sektor perdagangan yang lebih banyak dikucuri kredit oleh perbankan, Darmin melihat, hal itu hanya sebagai target dari kinerja pegawai perbankan saja.  Karena selama ini, tren pelunasan kredit dari pedagang lebih baik dibanding dari sektor lain seperti pertanian. Sehingga orang bank lebih senang mengucurkan kredit ke para pedagang.

“Ini hanya masalah kinerja nantinya dari orang bank itu. Makanya jalan keluarnya, saya akan ngomong, tolong aturan main (di bank) kinerja pegawai dari penyaluran KUR jangan masuk ke penilaian. Karena tak sama dengan kredit umum ke sektor pedagangan,” pinta Darmin.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka