Pekerja menggarap pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Tingkat Tinggi Pasar Rumput di Jakarta, Rabu (15/11). Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejati DKI Jakarta mengawal 119 proyek infrastruktur dengan nilai Rp 4,6 triliun untuk memastikan proyek-proyek pembangunan berjalan sesuai ketentuan yang ada sehingga tidak terjadi kerugian negara. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) di tahun ini menargetkan untuk memperbanyak kerja sama dengan BUMN konstruksi. Hal ini seiring masih maraknya pembangunan proyek infrastruktur di dalam negeri.

Sejauh ini, MTRA menjadi emiten jasa konstruksi infrastruktur khususnya konstruksi baja yang memasok baja-baja untuk proyek-proyek infrastruktur.

Makanya, perseroan tetap konsisten menjalin kerja sama dengan perusahaan milik negara ini. Selama ini kerap memasok baja ke PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Waskita Karya (Persero) Tbk, maupun PT Hutama Karya (Persero) Tbk.

“Untuk tahun ini, kami hampir pasti kerja sama dengan Hutama Karya. Kami akan coba lanjutkan bentuk kerja sama yang sama. Yaitu untuk mendapat proyek proyek di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta,” jelas Direktur Utama MTRA, Bisman Novel Simatupang di Jakarta, Jumat (26/1).

Priyek tersebut masih dalam tahap persiapan untuk melakukan investasinya dan memang belum sampai ke penandatanganan kontrak. “Tapi ini nilainya tak besar, sekitar Rp10 miliar,” kata dia.

Sampai saat ini, dibanding kerja sama dengan swasta, perseroan lebih banyak menggandeng BUMN. Porsinya saat ini sebanyak 60:40 untuk kerja sama dengan pihak BUMN itu.

Berdasar data perseroan hingga akhir 2016, perseroan berhasil membukukan nilai kontrak dari proyek-proyek BUMN sebesar Rp97,58 miliar atau naik sekitar 31 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 65,94 miliar.

Sedang untuk proyek non BUMN, di tahun itu tercatat ada nilai kontrak sebesar Rp65,94 miliar atau mengalami penurunan 29 persen dari raihan tahun 2015 sebesar Rp173,8 miliar.

Saat ini, perseroan juga menjalin kerja sama dengan CNQC Holding Pte Ltd Singapura. Kedua pihak telah membentuk kerja sama operasi (KSO) guna menggarap dua proyek senilai Rp 1,1 triliun.

Kedua proyek itu meliputi Crea Resort Office (CRO) dan Metrolink Logos Project (MLP). Crea merupakan Office space di Nusa Dua, Bali bernilai Rp 100 miliar. Kontrak itu untuk tahap awal berupa pengerjaan pilling.

Sementara proyek Logos di Pondok Ungu, Bekasi durasi kontrak hingga 2019. Proyek Logos senilai Rp 1 triliun itu telah ground breaking 17 Januari lalu.

(ADV)

Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: