Jakarta, Aktual.com — Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Endah Murniningtyas mengakui iklim bisnis maritim di Indonesia masih tumpang tindih.

“Iklim bisnis maritim di Indonesia masih belum kondusif karena tumpang tindih regulasi dan kewenangan antarkementerian dan lembaga pemerintah lainya,” katanya dalam Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (Senta) di ITS Surabaya, Kamis (3/12).

Dia mengatakan, dibutuhkan kerja keras dan komitmen kuat jangka panjang untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia, karena basis manufaktur nasional terlanjur lemah selama proses deindustrialisasi selama 15 tahun terakhir.

“Basis manufaktur di Indonesia selama 15 tahun terakhir ini melemah dan sepi proyek pesanan kapal, sehingga perguruan tinggi perlu meningkatkan kapasitas penelitian maritim melalui jaringan penelitian maritim,” ujarnya.

Apalagi, kapal-kapal buatan dalam negeri masih belum memenuhi standar internasional, karena 80 persen bahan baku masih impor sehingga bisa dikatakan Indonesia masih belum sanggup.

“Perguruan tinggi bisa menghasilkan penelitian mengenai desain kapal dan sebagainya, sehingga visi Indonesia sebagai poros maritim dunia bisa segera terwujud,” ujar dia.

Di sisi lain, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Daniel M Rosyid mengatakan selama ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia cenderung membeli kapal-kapal impor bekas karena tidak sanggup membeli kapal buatan lokal yang sejatinya sebanyak 80 persen menggunakan komponen impor.

“Untuk mewujudkan tol laut dari sisi teknologi, sebenarnya ITS sudah siap dari sisi sumber daya manusia yang dihasilkan, tinggal perlu ada pembaruan dari galangan kapal yang sudah ada, industri pendukungnya maupun industri komponennya,” kata dia.

Saat ini pemerintah sudah mulai memesan banyak kapal buatan dalam negeri untuk mendorong industri galangan kapal, namun yang terjadi galangan kapal belum banyak yang siap ketika komponen dan bahan baku yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh di dalam negeri.

“Agar terwujud sektor industri kemaritiman ini, kami membentuk Asosiasi Industri Komponen Kapal yang sudah berjalan selama enam bulan. Sedikitnya ada 40 perusahaan komponen kapal yang siap memacu kinerja, mulai dari produk listrik komponen kapal, pompa, hingga cat untuk kapal,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu