Jika melihat data tersebut, Garuda Indonesia harus mulai waspada jika tidak ingin kehilangan pelanggannya. Pertumbuhan penumpang domestik Batik Air selalu naik dari tahun ke tahun.
Selain karena tingkat ketepatan waktu yang tinggi, harga tiket penerbangan yang cukup kompetitif juga membuat penumpang mempertimbangkan Batik Air sebagai alat transportasi udara mereka. Di sisi lain, pelayanan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan full service juga terus menurun dalam satu tahun terakhir.
Belum lagi kasus- kasus yang menimpa Garuda dalam beberapa bulan terakhir yang membuat reputasi Garuda sebagai maskapai penerbangan premium terus tergerus oleh kepopuleran Batik Air.
Lion Air Group dan Garuda Indonesia merupakan dua pemain besar yang mendominasi persaingan di maskapai penerbangan domestik di Indonesia. Jika ditotalkan, kedua grup tersebut berhasil menguasai 97 persen market share di industri maskapai penerbangan, dengan pembagian 46 persen pasar berhasil dikuasai oleh grup Garuda yang di bawahnya terdiri dari beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Citilink, Nam Air dan Sriwijaya Air. Sedangkan Lion Air Group berhasil menguasai 51 persen pasar penerbangan domestic yang di bawahnya terdiri dari lion Air, Batik Air dan Wings Air.
Lion Air berhasil menjadi maskapai penerbangan yang meraih pasar domestic terbanyak, sebesar 33, 45 juta penumpang atau 33 persen dari total market share pengguna pesawat domestik.
Meski pasar penumpang pesawat terbang domestik di Indonesia telah meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak 2005 namun kurva pertumbuhannya hampir tidak bergerak secara linier, tapi lebih bersifat sporadis.
Artikel ini ditulis oleh: