Jakarta, Aktual.co — Volvo, perusahaan pembuat alat berat dari Swedia, optimis pada pasar Indonesia apalagi pengalihan subsidi BBM, sesuai janji pemerintah, akan membawa banyak proyek-proyek infrastruktur.

“Meski pertambangan batubara memang sedang menurun produksinya karena harganya juga sedang turun, kami justru melihat sektor-sektor lain sedang bergairah,” kata Mats Edenborg, Vice President Corporate and Marketing Communication Sales Region Asia Pacific Volvo Construction Equipment, di Balikpapan, Selasa (25/11).

Pertambangan open pit batubara memang banyak menggunakan alat berat, terutama eksavator, loader, dan truk serta bus. Di Kalimantan Timur saja ada 600 lebih perusahaan tambang batubara.

Kebutuhan alat berat di Indonesia, oleh Kementerian Pekerjaan Umum, disebutkan hingga mencapai 250.000 unit per tahun. Pasar itu diperebutkan antara lain oleh Volvo, Komatsu, Hitachi, Caterpillar, Hyundai, dan berbagai brand baru dari Cina dan Korea.

Edenborg yang berkantor di Singapura pada Volvo East Asia (Pte) Ltd berkunjung ke Balikpapan untuk melihat fasilitas baru Volvo di Km 13 Jalan Soekarno-Hatta. Di jalan menuju Pelabuhan Petikemas Kariangau itu, Volvo memiliki gudang suku cadang baru yang diresmikan Wali Kota Rizal Effendi bersama Duta Besar Swedia untuk Indonesia Johanna Brismar-Skoog Jumat dua pekan pekan lalu.

Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bahkan pembangunan gedung-gedung, tetap memerlukan alat berat untuk berbagai kebutuhan.

“Kalimantan Timur, atau Kalimantan secara umum, juga memiliki banyak perkebunan yang memerlukan mesin-mesin yang bisa kami layani pengadaannya,” tambah Jurn Tepstra, Direktur PT Volvo Indonesia Cabang Balikpapan yang melayani seluruh Kalimantan.

Selain alat berat, Volvo juga terkenal sebagai perusahaan pembuat truk, bus, dan mesin-mesin untuk industri dan kelautan.

Di kalangan penyedia jasa konstruksi dan pertambangan, alat berat yang diproduksi Volvo dikenal hemat bahan bakar. Usia pakai ekonomis alat-alat seperti buldoser, loader, eksavator, atau dump truck juga bisa mencapai 5 tahun.

“Rata-rata usia pakai alat berat itu tiga tahun,” kata Hendri Kurniawan, pemilik rental alat berat di Balikpapan.

Edenborg juga memaparkan bahwa Kalimantan adalah salah satu pasar yang penting bagi Volvo. Disambung penjelasan Tepstra, pada tahun 2013 lampau, Volvo menjual 80 persen dari persedian suku cadangnya untuk Indonesia di Kalimantan. Sebab itulah gudang dibangun di Kariangau dengan investasi hingga USD 10 juta.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka