Jakarta, Aktual.com — KH.M.Arwani Amin Said dilahirkan pada l5 Rajab 1323 H yang bertepatan dengan 5 September 1905 Masehi di kampung Kerjasan, Kudus, Jawa Tengah. Ayah beliau bernama H. Amin Said dan ibunya bernama Hj.Wanifah. Sebenarnya nama asli beliau adalah Arwan, namun setelah beliau menunaikan ibadah Haji pertamanya, namanya diganti menjadi Arwani.

Sejak kecil KH. M. Arwani Amin mengenyam pendidikan di Madrasah Mu’awanatul, Kenepan, sebelah utara Menara Kudus. Beliau masuk dan belajar di salah satu Madrasah tertua yang ada di Kudus sejak umur tujuh tahun.

Setelah beranjak dewasa, KH. Arwani Amin meneruskan ilmu agama Islam ke berbagai Pesantren di tanah Jawa, seperti Solo, Jombang, Yogyakarta dan sebagainya. Dari perjalanannya berkelana dari satu Pesantren ke Pesantren lain, membuat ia banyak bertemu dengan Kiai yang menjadi gurunya.

KH. M. Arwani Amin dikenal sebagai pribadi yang santun dan cerdas. karena kecerdasannya dan sopan santunnya, maka banyak kiainya yang terpikat. Karena itulah pada saat mondok KH. M. Arwani Amin sering dimintai oleh Kiainya membantu mengajar santri-santri lain. Lalu memunculkan rasa sayang di hati para Kiainya.

Setamatnya dari pesantren Al Munawir Krapyak, Yogyakarta. KH.Arwani Amin mengajarkan Al Quran di Masjid Kenepan Kudus untuk pertamanya kalinya. Santri-santri yang beliau ajarkan, kebanyakan berasal dari luar kota Kudus. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit santri beliau semakin bertambah banyak dan bukan hanya dari Kudus dan sekitarnya, tapi ada yang berasal dari luar provinsi bahkan dari luar pulau Jawa.

Kemudian beliau membangun sebuah pondok Pesantren yang diberi nama Yanbu’ul Qur’an yang berarti Sumber Al Quran. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1393 H/1979 M.

KH. M. Arwani Amin Said dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai seorang Ulama yang memiliki kelebihan yang luar biasa. Banyak yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang Wali, beberapa santrinya mengatakan bahwa KH.Arwani Amin memiliki indra keenam dan mengetahui apa yang akan terjadi dan melihat apa yang tidak terlihat.

Selain mengajarkan Al Quran, beliau juga mengajarkan Thariqat Naqsabandiyah Kholidiah yang pusat kegiatannya bertempat di Masjid Kwanaran. Beliau memilih tempat ini karena suasana di sekelilingnya cukup sepi dan sejuk. KH. M. Arwani Amin juga pernah menjadi pimpinan Jam’iyah Ahli ath-Thariqat Al-Mu’tabarah yang didirikan oleh para Kiai pada tanggal 10 Oktober 1957 Masehi.

KH. M. Arwani wafat dalam usia 92 tahun, pada tanggal 1 Oktober 1994. Beliau dimakamkan di komplek Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus. KH. M. Arwani Amin meninggalkan sebuah kitab yang diberi nama Faidh al-Barakat fi as-Sabi’a Qira’at.

Banyak Ulama dan tokoh agama yang berasal dari pondok yang dirintis KH. M. Arwani Amin di antaranya KH.Sya’roni Ahmadi (Kudus), KH.Hisyam (Kudus), KH. Abdullah Salam (Kajen), KH. Muhammad Manshur, KH. Muharror Ali (Blora), KH. Najib Abdul Qodir(Jogja), KH. Nawawi(Bantul), KH. Marwan (Mranggen), KH. A. Hafidz(Mojokerto), KH. Abdullah Umar(Semarang). KH. Hasan Mangli (Magelang). (Laporan Reporter Aktual.com: M Fikry Hizbullah).

Artikel ini ditulis oleh: