Tangkapan layar video viral Angin puting beliung dahsyat muncul wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (21/2).

Jakarta, Aktual.com – Bencana puting beliung melanda dua kecamatan di Kabupaten Sumedang dan tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (21/2/2024) sore. Sebanyak 31 warga terluka akibat peristiwa ini, dengan sebagian di antaranya dilarikan ke rumah sakit.

 

“Korban terdampak di Kabupaten Sumedang 413 KK dan 12 orang luka-luka. Sedangkan di Kabupaten Bandung 19 orang luka-luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka dan RSKK.” kata Humas BPBD Jabar Hadi, Kamis (22/2).

Pendataan dan validasi masih dilakukan untuk mengetahui jumlah pasti korban. Hadi juga menyampaikan laporan kerusakan, termasuk 17 pabrik dan 87 rumah yang mengalami kerusakan beragam tingkat keparahan.

“Kabupaten Sumedang, 13 unit bangunan pabrik terdampak dan 10 unit rumah rusak sedang. Kabupaten Bandung, empat bangunan pabrik dan toko terdampak, 47 unit rumah rusak ringan, 14 unit rumah rusak sedang, dan 26 unit rumah rusak berat,” ungkap Hadi.

Sementara itu, pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin mengatakan, angin kencang yang merusak banyak bangunan di Sumedang-Bandung tersebut adalah badai tornado.

“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi “extreme event” 21 Februari 2023,”tulis Erma Yulihastin di Twitter X, dikutip Kamis, (22/2/2024).

 

“Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yANg tercatat sebagai tornado pertama ini,”kicaunya.

 

Erma menambahkan, durasi bencana tersebut berlangsung lama. Hal ini berbeda dengan kebiasaan puting beliung di Indonesia.

“Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,” ujarnya.

 

Kendati demikian, Erma belum menyebutkan data kecepatan angin dan diameter maupun penyebab tornado tersebut.

 

“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek,” ungkap Erma.

 

“Efek tornado: beda dengan puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam,”tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Jalil