Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi, mendampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat membuka kegiatan Musrenbangtannas 2022 di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Foto: Istimewa
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi, mendampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat membuka kegiatan Musrenbangtannas 2022 di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Foto: Istimewa

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi turut menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) 2022 untuk perencanaan tahun 2023 di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Dalam kesempatan itu, Wamentan tampak bersama Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk membuka kegiatan tahunan tersebut dengan jajaran eselon I maupun kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh daerah.

Mentan Syahrul menyampaikan bahwa ancaman krisis pangan saat ini sudah di depan mata. Ia meminta agar Musrenbangtannas 2022 dapat merumuskan kebijakan yang tidak biasa-biasa saja.

“Dunia sedang tidak baik-baik saja. Dunia menghadapi krisis yang hampir tidak pernah terjadi. Maka, Musrenbangtannas 2022 hari ini harus melahirkan strategi baru karena, karena tantangan pertanian tidak lagi seperti kemarin, perlu kebijakan yang extra ordinary,” katanya saat memberikan arahan.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan kegiatan Musrenbangtannas 2022 merupakan momentum untuk memperbaiki perencanaan pertanian dari pusat hingga ke daerah.

Senada dengan Mentan Syahrul, bahwa saat ini sangat diperlukan perencanaan yang extra ordinary ini.

“Sehingga kita bisa cepat dalam mengidentifikasi permasalahan di lapangan. Seperti pandemi COVID-19, perubahan iklim, hingga konflik Rusia dan Ukraina, yang tentu saja akan mengganggu ketahanan pangan nasional,”

Ia berharap, Musrenbangtannas 2022 dapat merumuskan kebijakan yang dapat mengantisipasi berbagai tantangan sektor pertanian Indonesia ke depan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi