Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani memimpin rapat koordinasi tingkat menteri di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (6/11/2017). Rapat tersebut membahas pengendalian defisit BPJS Kesehatan. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani bertemu Grand Sheikh Al Azhar, Prof Dr Ahmad Mohamed Tayeb, di Kairo, Mesir, Kamis (26/4), membahas pengembangan kurikulum serta pendidikan bagi calon dai.

“Kita perlu mengembangkan kurikulum Islam yang moderat di Indonesia, yang dimulai sejak SD hingga perguruan tinggi. Universitas Al Azhar bisa berperan aktif dalam pengembangan kurikulum tersebut,” ujar Puan Maharani, Jumat (27/4).

Pengembangan kurikulum Islam moderat tersebut juga bertujuan meminimalisasi berkembangnya pemikiran Islam radikal. Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga menyampaikan terima kasih atas peran Al Azhar dalam menciptakan alumni-alumni yang menjadi tokoh-tokoh Islam di Indonesia, serta komitmen Al Azhar yang siap mengirim para guru untuk mengajar para dai serta menyediakan beasiswa untuk para ustadz di Indonesia.

Saat ini, ada sekitar 4.600 mahasiswa Indonesia yang belajar di Al Azhar. Sementara itu, Grand Sheikh Al Azhar berharap mahasiswa yang tidak mendapat beasiswa dari Al Azhar bisa mendapatkan beasiswa dari pemerintah.

“Hal ini penting untuk memantau mahasiswa agar tidak terpengaruh kelompok-kelompok yang tidak jelas. Mengingat ada sekitar 607 mahasiswi Al Azhar yang tinggal di asrama luar Al Azhar”, ujar Grand Sheikh.