Jakarta, Aktual.co — Organisasi Islam Mathla’ul Anwar (MA) yang sudah berusia 100 tahun, tidak akan terjebak menjadi partai politik dan tetap berjuang untuk pendidikan dan sosial demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (MA) KH Sadeli Karim di Serang, Selasa, mengatakan perjuangan MA secara kelembagaan selama ini dalam bidang sosial, dakwah dan pendidikan yang bergerak di daerah-daerah pelosok.
Namun demikian, bagi warga MA secara individu berada di lintas partai politik dan diberikan kebebasan untuk memilih partai politik.
“Kalau ormas Islam lain ada yang pernah menjadi partai politik dan identik dengan partai politik tertentu, ada juga ormas yang bergerak di wilayah perkotaan. Namun MA tidak akan menjadi partai politik karena konsisten untuk berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa dengan dakwah dan pendidikan di perguruan-perguruan Mathla’ul Anwar,” kata KH Sadeli Karim, usai Seminar Nasional memperingati 100 Tahun Mathlaul Anwar dengan Tema ‘Peran Mathla’ul Anwar Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa’, di Serang, Selasa (9/6).
Menurut Sadeli, MA yang didirikan pada 10 Agustus Tahun 1916 tetap memilih strategi untuk membina masyarakat dengan menjalankan tiga misi utama yakni pendidikan, sosial dan dakwah. Strategi itulah yang membedakan MA dengan organisasi lainnya yang lahir pada dekade yang sama.
“Mungkin MA tidak begitu terkenal dibanding ormas Islam lainnya, wajar saja karena MA bergerak di pelosok-pelosok. Dari awal pendirian memang bukan dibentuk untuk partai politik, walaupun demikian MA selama hampir 20 tahun pernah dianggap sebagai bagian dari salah satu partai tertentu,” kata Sadeli.
Menurut dia, untuk terus mengembangkan lembaga pendidikan melalui perguruan-perguruan Mathla’ul Anwar, MA juga membangun kerja sama dengan sejumlah negara termasuk membangun Universitas Mathla’ul Anwar di sejumlah daerah diantaranya dalam waktu dekat di Provinsi Lampung.
Seminar dalam rangka Peringatan 100 Tahun Mathla’ul Anwar yang berpusat di Menes Pandeglang tersebut, dihadiri unsur pengurus organisasi Islam, akademisi, organisasi kepemudaan, pelajar mahasiswa serta dihadiri Rektor Untirta Prof Dr Soleh Hidayat dan Rektor Universitas Mathla’ul Anwar Prof Dr Bambang Pranowo dan narasumber lain Dr Hartati dari IAIN Cirebon.

Artikel ini ditulis oleh: