Jakarta, Aktual.com – Kebijakan rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan elpiji 3 kilogram di tahun depan harus dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, dampak dari kenaikan harga itu akan berdampak serius ke masalah laju inflasi.
Apalagi memang kalau kebijakan itu dilakukan secara berbarengan maka akan lebih besar lagi dampak negatifnya.
Untuk itu, menurut Direketur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juda Agung, BI yang selama ini ditugasi untuk menjaga inflasi mengharapkan pemerintah agar melakukannya tak dalam waktu yang bersamaan.
“Selama ini BI mematok target inflasi sebesar 4 +/- 1 persen pada tahun 2017 nanti. Akan tetapi angka sasaran inflasi itu hanya memasukan dampak dari kenaikan tarif dasar listrik untuk pelanggan 900 VA (volt ampere), bukan yang 450 VA di awal tahun 2017,” ujar Juda dalam diskusi ekonomic outlook 2017 yang digelar Komunitas Jurnalis Radio, di Jakarta, Selasa (15/11).
Akan tetapi, kata dia, pemerintah juga menargetkan akan menaikkan harga gas elpiji 3 kg di tahun depan. Hal ini yang menurut Juda perlu diantisipasi oleh pemerintah terkait kebijakan pengendalian inflasi.
“Mestinya, kebijakan kenaikan itu, kalau bisa tarif listrik dan elpiji di spread (berjarak). Jangan ditumpuk di kurun waktu yang sama,” cetus dia.
Menurutnya, jika pemerintah tak hati-hati dalam melakukan kebijakan kenaikan harga itu, maka dampak yang paling terasa adalah inflasi yang tinggi.
“Inflasi pasti akan menggila (kalau kenaikan bersamaan). Sehingga target inflasi kita sebesar 4 +- 1 persen tak akan tercapai,” ujarnya.
Meski begitu, kata dia, kebijakan kenaikan tarif listrik tak masalah, karena memang sudah ada peraturan menterinya.
“Namun, rencana kenaikan elpiji itu belum dimasukan dalam perhitungan inflasi 2017, kalau bisa ditunda,” jelasnya.
Sementara, kata dia, inflasi pada Oktober 2016 sebesar 3,1 persen (year to date), dan ia memperkirakan sampai akhir tahun berada pada kisaran 3,1 persen.
“Angka sasaran inflasi itu memang masih dalam rentang sasaran inflasi BI di angka 4+/-1 persen. Dan itu lebih baik dibanding akhir tahun 2015 sebesar 3,3 persen,” pungkas dia.
Dalam prediksi BI, kenaikan tarif dasar listrik diperkirakan akan menyumbang kenaikan inflasi 0,8 persen. Sementara itu, kenaikan harga elpiji 3 kilogram berkontribusi 0,3 persen. Jika keduanya dinaikkan sekaligus, kontribusi terhadap inflasi tahunan diperkirakan 1,1 persen.
Sebelumnya, pemerintah memang berencana menaikkan tarif dasar listrik untuk lebih dari 18 juta pelanggan PLN kategori 900 VA dan 450 VA. Harga dinaikkan karena DPR memangkas subsidi listrik dalam APBN tahun depan.
Pemerintah juga berencana membatasi subsidi elpiji 3 kilogram hanya bagi masyarakat miskin.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan