Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) berusaha menjaga nilai tukar rupiah di posisi fundamental setelah sempat menguat pasca disahkannya UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty).

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, selain dipengaruhi disahkannya UU Tax Amnesty, menguatnya rupiah di kisaran Rp13.200 – Rp13.100 juga dipengaruhi besaran dana yang masuk ke Indonesia.

Senin (11/7) pagi tadi, rupiah kembali mengalami penguatan karena banyaknya dana masuk ke Indonesia dan banyak korporasi yang lepas valas. “Juga adanya permintaan akan valas (valuta asing) yang lebih sedikit dibanding pembelian valas,” ujar Agus di Jakarta, Senin (11/7).

Untuk penguatan rupiah, Agus juga berharap tumbuhnya perekonomian dari pengeluaran pemerintah. Sebab bisa berpengaruh ke industri perbankan agar menguatkan kucuran kredit. Jika ekonomi bertumbuh, permintaan akan kredit juga bertambah. Sehingga secara jangka pendek ada demand di Indonesia. “Itu akan membuat laju kredit sesuai perkiraan,” ucap dia.

Sejauh ini, pertumbuhan kredit masih rendah dan hanya di level 8 persenan secara year on year. Kondisi itu menurut dia merupakan cerminaan dari lemahnya permintaan. “Kalau nanti perekonomian bergerak maka akan lebih baik lagi.”

Sementara menurut analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, saat ini laju rupiab memang mulai bergerak terbatas. “Ini sebagai sinyal adanya pembalikan arah pelemahan rupiah,” tegas dia di Jakarta, Senin ini.

Apalagi, kata dia, sentimen tax amnesty mulai mereda, maka perlu diwaspadai arah pelemahan rupiah. Sebetulnya, laju sejumlah mata uang global cenderung menguat terhadap USD. Dia berharap itu dapat menjadi momentum perbaikan bagi laju rupiah.

“Yang sepanjang libur panjang minim sentimen dan cenderung melemah tipis terhadap USD,” pungkas Reza. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: