Presiden Joko Widodo - Program Tax Amnesty. (ilustrasi/aktual.com)
Presiden Joko Widodo - Program Tax Amnesty. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pengusaha dari keluarga Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, konglomerat yang tenar di masa Orde Baru, Franky Welirang hari ini ikut melakukan program pengampunan pajak (tax amnesty) di hari terakhir periode pertama tarif 2 persen.

Franky, yang merupakan menantu dari Sudono Salim ini datang sendiri, tapi membawa surat pengampunan pajak dari konglomerat lainnya dari klan Salim, seperti Anthony Salim.

“Jadi bayar pajaknya itu pribadi-pribadi ya. Jadi ini WP pribadi hanya individu. Tapi bukan hanya kami, tapi banyak juga tingkat excutive manager,” ungkap Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franky Welirang, di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Jumat (30/9).

Menurut Franky, sejak awal para pengusaha sudah tertarik untuk ikut program tax amnesty ini. Karena program ini adalah kesempatan baik bagi para pengusaha.

“Jadi kami ini menjalankan amanat dari Pak Presiden Jokowi. Makanya saya ke sini ikut sekaligus mewakili Pak Anthony maupun pribadi dan tentu perusahaan-perusahaannya yang telah berpartisipasi dalam tax amnesty ini,” jelas dia.

Jadi menurutnya, kata dia, Presiden sudah mengatakan, semua orang yang lahir di sini, berusaha di sini, tumbuh di sini, jadi tentunya ada kewajiban untuk bayar pajak dan ini kesempatan yang baik.

“Ke depan, saya kira ini satu hal tentunya diharapkan semua yang sudah mengikuti betul-betul menjalankan kewajiban selanjutnya, mari kita bersama membangun negara kita. Itu yang penting,” papar dia.

Namun demikian, kata dia, dirinya sebagai pengusaha juga meminta kepada pihak DJP agar terus meningkatkan pelayanannya. Sehingga kalangan pengusaha semakin percaya.

“Saya kira pentingnya pelayanan DJP. Moga-moga lebih baik. Paling penting saling mempercayai. Jika itu terjadi maka dengan sendirinya pengusaha tertarik untuk berinvestasi di sini. Dan taat bayar pajaknya,” jelas dia.

Selama ini, banyak pengusaha yang menyimpan dananya di luar negeri, karena memang lebih percaya dengan sistem investasi di sana. Namun juga tak hanya karena percaya, melainkan karena ada usaha di luar negeri.

“Memang pengusaha itu bukan hanya menyimpan di luar negeri lah, tapi pengusaha semuanya ada usaha. Tentunya usaha ke luar negeri ya,” pungkas dia.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka