Presiden RI ke-3 yang juga alumni UI BJ Habibie menceritakan pengalamannya saat menjadi pembicara dalam Halal Bihalal Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) bertema "Dengan Semangat Idul Fitri Kita Tingkatkan Silaturahmi dan Persaudaraan dalam Ikatan Alumni UI yang Harmoni dan Sinergi" di Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/7). Halal Bihalal yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional alumni UI itu sekaligus diisi dengan diskusi dan bedah calon Ketua Umum Iluni UI periode selanjutnya. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama/16

Solo, Aktual.com-Presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie dinobatkan sebagai tokoh inovasi nasional dalam puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-21 di Solo, Rabu (10/8).

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir pada puncak peringatan Hakteknas ke-21 mengatakan bahwa penghargaan ini sebagai pengakuan terhadap peran-peran Habibie dalam memajukan kajian-kajian teknologi dan inovasi di Tanah Air.

Menteri Riset dan Teknologi di era pemerintahan Presiden Soeharto ini, menurut dia, selalu menjadi inspirasi dan memberi motivasi anak bangsa untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Tanah Air.

Sedangkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa Kebangkitan Teknologi Nasional tak lepas dari peran Presiden Republik Indonesia ke-3, BJ Habibie.

“Beliau yang semangat dengan inovasi-inovasi di bidang aeronautika,” ujarnya.

Atas nama Keluarga Besar Bung Karno, Puan pun sempat mengucapkan terima kasih kepada Habibie karena telah mengikuti arahan Presiden ke-1 Soekarno untuk sekolah ke Jerman.

Sebelumnya, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Sidang Paripurna Dewan Riset Nasional (DRN) tahunan yang digelar di Solo, Selasa (9/8), memberikan penghargaan kepada BJ Habibie yang sudah memperjuangkan berdirinya kembali Lembaga Eijkmam.

Lembaga Eijkman yang ditinggalkan pendirinya pulang ke Belanda karena sakit berkembang menjadi pusat penelitian dan pengobatan penyakit tropis sebelum akhirnya ditutup tahun 1965. Tahun 1992, Lembaga Eijkman beroperasi kembali atas inisiatif BJ Habibie, selaku Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara