Banda Aceh, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebut, mengeringnya sumber mata air pada kaki gunung di Kabupaten Aceh Besar, bukan disebabkan kondisi iklim.

“Keringnya sumber mata air di Aceh Besar tersebut, di luar kondisi cuaca yang ekstrem,” tegas Koordinator Prakirawan BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang, Khairul Akhbar di Banda Aceh, Kamis (3/8).

Hal itu dikatakan, usai menjadi sumber forum diskusi yang difasilitasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh demi menindaklajuti kondisi kekeringan di Desa Mata Ie, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.

Dalam dua bulan terakhir dilaporkan, sumber mata air di kaki gunung Desa Mata Ie tidak mengalir. Bahkan air kolam untuk pemandian umum di wilayah setempat tidak berfungsi.

Khairul mengaku, curah hujan dalam dua bulan terakhir yakni Juni dan Juli 2017 sangat rendah terjadi, akibat dipengaruhi musim kemarau bersifat kering.

Bahkan di daerah lain di wilayah Aceh seperti pesisir pantai Barat seperti Kabupaten Aceh Barat dilanda kebakaran hutan dan lahan terutama lahan gambut di tengah hutan.

“Beberapa institusi lain melihat ini menyatakan, tidak ada fenomena spesifik atau spesial. Seperti kekeringan yang sangat panjang,” terangnya.

Dia berujar, fenomena tidak munculnya sumber mata air di kaki gunung Mata Ie kemungkinan besar diakibatkan karena kerusakan geologi atau permasalahan lingkungan.

“Itu tadi, di luar kondisi ekstrem. Pantauan dinamika atmosfer, tak perlihatkan kekeringan cuaca ekstrem seperti El Nino. Jadi suhu udara, masih dikisaran yang netral,” bebernya.

Hasbi Razali (57), warga Desa Mata Ie beberkan, dirinya sewaktu kecil sempat menjadikan sebuah kolam yang kini lokasi pemandian umum Mata Ie untuk belajar berenang.

“Masyarakat merasa kesulitan, dan ini sangat meresahkan. Sebab dulunya, tidak pernah kering. Sejak nenek moyang saya tinggal di Mata Ie. Sekarang ini, jadi tanda tanya kenapa?,” tutur dia.

Saat ini kawasan Desa Mata Ie telah diubah menjadi industri air kemasan sebuah perusahaan, dan berdirinya waterboom atau taman rekreasi air untuk hiburan dengan memiliki area bermain air.

“Sawah kami, tadah hujan. Kini, kodisinya kering. Tapi itu, sudah biasa. Cuma untuk air minum ini yang meresahkan. Harapa kami, pemerintah bisa merespon dengan cepat,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: