Makassar, Aktual.com – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyebutkan dampak gempabumi yang terjadi di Mamasa, Provisi Sulawesi Barat dan berpengaruh ke daerah sekitarnya karena sesar Saddang mulai aktif.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas Sesar Saddang,” sebut Pelaksana tugas Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Joharman di Makassar, Rabu (7/11).

Meski demikian dampak gempabumi tektonik yang mengguncang mamasa dan wilayah sekitarnya tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi pada Selasa, (6/11) pukul 22:47:11 WITA di daerah Mamasa dan di sekitarnya.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi yang terjadi awalnya berkekuatan 4,6 Skala Richter. Lokasi pusat gempa berada di darat, 10 kilometer Timur Laut Mamasa, Sulawesi Barat pada koordinat 2.91 Lintang Selatan (LS) – 119.42 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 10 kilometer.

Hingga Selasa malam, pukul 22.00 WITA, gempa susulan telah tercatat sebanyak 78 kali. Teranalisa 41 kali gempa yang dipicu mainshock 5,5 Skala Richter kemudian dimuthakhirkan menjadi 5,2 Skala Richter. Untuk wilayah Mamasa dan sekitarnya memang sesar Saddang lebih dominan mempengaruhi aktifitas tektonik di daerah tersebut. Dalam beberapa waktu terhitung cukup jarang gempa terjadi di wilayah Mamasa ini.

Namun belakangan sesar ini mulai aktif dan menyebabkan gempa yang cukup besar dan disertai banyak gempa susulan dengan kekuatan bervariasi antara 2 sampai 3 Skala Ricehter.

Sesar Saddang membentang dari pesisir Pantai Mamuju, Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan Bagian Tengah, lalu Sulawesi Selatan Bagian Selatan, Kota Bulukumba, hingga ke Pulau Selayar Bagian Timur.

“Guncangan gempabumi dirasakan di Mamasa dan Mamuju sebesar II-III MMI. Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi BMKG,” katanya mengimbau.

Joharman menambahkan meningkatnya aktivitas seismik baik di wilayah Sulbar, Sulsel maupun di Sulteng tidak lepas dari pengaruh gempa tektonik yang terjadi di Donggala dan Palu dengan kekuatan 7,7 magnitudo, dimana memicu aktivitas sesar sesar yang ada, seperti sesar saddang, sesar walanae ataupun sesar matano.

Data terbaru BBMKG wilayah IV Makassar pada Rabu, 7 November 2018, pukul 06:15:50 WITA gempa susulan berkekuatan 3,3 skala richter kembali terjadi dengan lokasi 2.82 LS – 119.35 BT dengan jarak 10 kilometer Timur Laut Mamasa, Sulbar.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: