SILANGIT, Aktual.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan total korban meninggal akibat bencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 303 jiwa. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebutkan data tersebut berpotensi bertambah karena operasi pencarian dan pertolongan masih berlangsung intensif di tiga provinsi itu.

Di Sumatera Utara, BNPB mencatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang masih hilang, dengan dampak terbesar di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

“Sumatra Utara sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Dalam satu hari ini bertambah 60 korban jiwa berkat operasi pencarian oleh tim gabungan. Kemudian ada 103 jiwa yang masih hilang,” ujar Suharyanto, Sabtu (29/11).

Ribuan warga mengungsi akibat kerusakan permukiman dan terputusnya akses. Sejumlah jalur nasional seperti Sibolga–Padang Sidempuan dan Sibolga–Tarutung putus total, sementara beberapa jembatan di Pandan dan Manduamas juga terputus. BNPB mengerahkan lima helikopter untuk distribusi logistik dari Bandara Silangit ke wilayah yang terisolasi.

Di Aceh, BNPB mencatat 47 korban meninggal dunia, 51 orang hilang, dan 8 orang luka-luka. Sebanyak 48.887 kepala keluarga mengungsi, terutama di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil. “Untuk Aceh ada 47 meninggal dunia, 51 masih hilang, dan 8 luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya,” jelas Suharyanto.

Akses Banda Aceh–Lhokseumawe dan jalur perbatasan Aceh–Sumut masih terputus. BNPB mengaktifkan komunikasi darurat menggunakan Starlink serta mengirim logistik melalui udara karena banyak wilayah belum bisa ditembus lewat darat.

Sementara itu, di Sumatera Barat, BNPB mencatat 90 korban meninggal dunia, 85 orang hilang, dan 10 luka-luka. Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan korban terbanyak. Sebanyak 77.918 warga mengungsi di berbagai titik, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Helikopter dan pesawat Caravan telah dikerahkan untuk mempercepat distribusi bantuan.

BNPB memastikan koordinasi dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan relawan terus diperkuat untuk membuka akses, memperbarui data korban, dan memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak di tiga provinsi tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi