Warga mengamati sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am.
Warga mengamati sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr/am.

Jakarta, aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data terkait dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Dalam pemutakhiran terbaru pada Kamis (4/12/2025) sore, angka korban jiwa tercatat meningkat signifikan.

“Cut off per pukul 16.00 WIB saya laporkan bahwa hingga sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers.

BNPB turut merilis data rinci mengenai jumlah korban lainnya: 518 orang dinyatakan hilang, sementara 2.700 warga mengalami luka-luka akibat bencana yang terjadi secara beruntun di tiga provinsi tersebut.

Secara terperinci per wilayah, Aceh mencatat 325 korban meninggal dan 170 orang masih belum ditemukan. Sumatera Utara melaporkan 311 korban meninggal, sedangkan Sumatera Barat mencatat 200 korban jiwa.

Data dari situs Pusdatin BNPB hingga pukul 17.33 WIB menunjukkan kerusakan masif pada infrastruktur dan permukiman. Sebanyak 10.500 rumah dilaporkan rusak di tiga provinsi terdampak. Selain itu, 536 fasilitas umum terdampak, 25 fasilitas kesehatan rusak, serta 326 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Rumah ibadah yang rusak mencapai 185 unit dan 295 jembatan juga dilaporkan terdampak.

BNPB terus melakukan pendataan lanjutan sembari mengoordinasikan langkah penanganan darurat bersama pemerintah daerah dan instansi terkait.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain