Jakarta, Aktual.com — Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini media sosial (Facebook, Twitter, dan sebagainya) telah menjadi sebuah dunia yang tercipta untuk manusia berinteraksi lintas batas dan waktu. Dan pada umumnya, selain menjadi ajang untuk menjalin komunikasi dengan berbagai jaringan yang ada, media sosial pun menjadi sebuah catatan ‘diary’ berjalan bagi penggunanya.

Celakanya, jika dulu kita membuat catatan harian di buku yang ada kunci rahasianya, dan menjadi sebuah privasi diri sendiri. Saat ini justru sengaja dibuat untuk dibaca orang banyak.

Apa benar ini adalah fenomena normal akibat perputaran zaman saja?. Apakah ini dibolehkan dalam Islam?. Apakah ada dampak dari aktivitas di dunia maya ini?.

“Sudah selaknya kita menggantungkan diri dan berdoa, memohon hanya kepada Allah SWT, setiap saat dan bahkan pada hal yang terkesan sepele. Dalam Hadis dijelaskan bahkan sekedar tali sandal yang putus kita berdoa kepaa Allah SWT agar dimudahkan dan digantikan dengan yang lebih baik,” ujar Ustad Syarif Hidayatullah, S.Pd, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (27/01).

Ibnu Rajab Al Hambali Rahimahullah, mengatakan,

وفي الحديث دليل على أن الله يحب أن يسأله العباد جميع مصالح دينهم ودنياهم من الطعام والشراب والكسوة وغير ذلك ، كما يسألونه الهداية والمغفرة ، وفي الحديث : ( ليسأل أحدكم ربه حاجته كلها حتى شسع نعله إذا انقطع ) ، وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته ، وفي الإسرائيليات : أن موسى عليه الصلاة والسلام قال : يا رب ! إنه ليعرض لي الحاجة من الدنيا فأستحي أن أسألك . قال : سلني حتى ملح عجينك وعلف حمارك

Artinya, “Pada Hadis terdapat dalil bahwa Allah SWT mencintai hamba-Nya meminta kepada-Nya semua mashlahat agama dan dunia berupa makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain sebagaimana mereka meminta hidayah dan ampunan.”

Dalam Hadis, “Hendaklah setiap kalian (Muslim) meminta kepada Rabb-nya semua kebutuhan, sampai-sampai ketika tali sandalnya lepas”.”

“Ini adalah sebuah panduan dan perintah Rasulullah SAW, sendal yang putus adalah contoh masalah kecil. Bayangkan hal sepele seperti itu pun kita diajarkan untuk mengadu kepada Allah SWT, bukan sama media sosial memang bisa apa?,” katanya lagi menerangkan.

“‘Aduuh…sendal aku putus siapa yang mau tolongin yahhh..’. Sampai tua juga tidak akan ada yang menolong jika Allah SWT tidak meridhoi, ada lagi yang bikin ‘salat jumat dulu biar ganteng’ dan masih banyak lagi,” ujar Ustad Syarif.

Menurut ia, hal ini memang hal yang sepele akan tetapi kita harus paham jika ini bisa berpotensi menjadi ‘syirik kecil atau riya’ di mana ingin diperhatikan orang lain atau ingin dipuji bisa menjadi syirik. Walaupun kecil, jika sering dilakukan akan menjadi hal yang besar. (Bersambung…..)

Artikel ini ditulis oleh: