Alat berat diturunkan untuk membantu melakukan evakuasi dua warga yang tertimbun longsoran tebing di Gunung Kidul. Foto: Ist

Gunung Kidul, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta menjelang musim hujan mulai melakukan pemetaan lokasi rawan bencana alam, khususnya longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki, mengatakan jika merujuk data bencana longsor pada 2017, ada empat kecamatan dengan jumlah kejadian terbanyak, yakni Kecamatan Gedangsari, Nglipar, Patuk, dan Ponjong.

“Di Gedangsari ada 34 kejadian, Patuk dan Nglipar 14 kejadian, kemudian Ponjong 23 kejadian. Ada juga longsor di Tepus, Semin, Karangmojo tapi jumlahnya sedikit,” katanya di Gunung Kidul, Rabu (24/10).

Ia mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa, sejumlah Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini bencana alam telah dipasang di 30 titik sehingga peringatan yang nantinya muncul dapat segera direspons masyarakat.

“Seluruh kecamatan mempunyai EWS, rata-rata dua EWS di satu kecamatan,” kata dia.

Selain pemasangan EWS, pihaknya juga mengimbau masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor untuk selalu waspada.

Bahkan, jika kondisi tanah labil, disarankan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Selain tanah lomgsor, Edy juga menyampaikan bahwa menjelang musim hujan ada bencana lain yang patut diwaspadai, seperti banjir dan angin kencang.

“Kasus banjir ada 246 pada 2017 sedangkan bencana yang disebabkan angin ada sembilan kasus,” kata dia.

Ia menyebut selama kurun waktu satu tahun kemarin, bencana alam yang terjadi berdampak kepada 2.459 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 5.271 orang.

Ia berharap masyarakat dapat lebih waspada dan selalu siap siaga menghadapi bencana alam.

“Kami juga terus memberikan pelatihan kepada warga melalui Desa Tangguh Bencana (Destana),” kata dia.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: