Arsip Foto - Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran pada Jumat malam (1/12/2023). (Dokumentasi BPPTKG)

Jakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat tujuh kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.

Dilansir dari laporan BPPTKG, Gunung Merapi melepaskan awan panas guguran selama 360 detik pada pukul 14.49 WIB. Selain itu, tercatat tiga kejadian tambahan pada pukul 14.56 WIB dan pukul 14.59 WIB, masing-masing dengan durasi 120 detik.

Sementara pada pukul 15.06 WIB dan 15.09 WIB, terjadi dua peristiwa lagi dengan durasi masing-masing 137 detik. Diikuti oleh dua kejadian pada pukul 15.32 WIB, masing-masing dengan durasi 106 detik dan 123 detik.

“Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam laporannya.

Selama periode pengamatan dari pukul 12.00 hingga 18.00 WIB pada Jumat, Gunung Merapi juga mencatat delapan kali gempa awan panas guguran, 27 kali gempa guguran, tujuh kali gempa fase banyak, dan empat kali gempa vulkanik dangkal.

Agus menyampaikan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi, terutama di sektor selatan-barat daya yang mencakup Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer). Ancaman serupa juga terdapat di sektor tenggara, yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh maksimal lima kilometer).

BPPTKG menyoroti kemungkinan letusan eksplosif yang dapat menyebabkan lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi mencapai area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap gangguan akibat abu vulkanik dan bahaya lahar di sekitar Gunung Merapi, terutama saat hujan turun.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan

Tinggalkan Balasan