Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian (kiri) berjabat tangan dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (kanan) seusai rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/6). Presiden Joko Widodo mengajukan nama Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/16.

Jakarta, Aktual.com- Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Mudhofir Khamid, mengingatkan pemerintah agar proses regenerasi di tubuh kepolisian tidak menimbulkan kegaduhan baru. Sebab jika menimbulkan kegaduhan akan mengganggu jalannya roda perkonomian.

KSBSI menekankan demikian sejalan dengan calon tunggal Kapolri yakni Komjen Pol Tito Karnavian yang diusulkan Presiden Joko Widodo ke DPR RI untuk menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Ia merujuk pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebelumnya.

“Terpenting, keputusan tersebut tidak menimbulkan polemik dan gejolak politik seperti yang terjadi sebelumnya,” tegas Presiden KSBSI, Mudhofir Khamid, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (19/6).

Disampaikan, siapapun calon Kapolri ke depan termasuk Komjen Tito, diharapkan mampu memimpin dan menjaga instasi Polri ke depan menjadi lebih baik. Yakni dengan menempatkan polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang humanis demi mewujudkan keamanan ketertiban masyarakat serta penegakan hukum.

KSBSI, lanjut Mudhofir, berkepentingan dengan pencalonan Kapolri terkait penegakan hukum permasalahan pidana ketenagakerjaan maupun isu kamtibmas lainnya. Sebagai organisasi buruh, KSBSI memiliki fungsi kontrol sosial terhadap institusi pemerintahan, termasuk Polri.

Terakhir, Mudhofir menilai pro dan kontra dari suatu keputusan pasti terjadi. Lebih dari itu, ia menyatakan pro dan kontra tersebut adalah sebuah proses pendewasaan dalam sebuah negara demokrasi.

Artikel ini ditulis oleh: