Tampak pembangunan gedung bertingkat di Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/8/2015). Dalam draf nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8-6,2 persen. Bank Indonesia punya pandangan berbeda. BI lebih pesimis dengan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih rendah dari target pemerintah. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyampaikan terdapat empat poin penting yang harus dilakukan agar target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dapat tercapai.

“Pertama, ketahanan pangan dan ini harus sesuai dengan standar. Misalnya, yang paling penting dengan memproduksi pangan secara domestik,” kata Sofyan dalam salah satu seminar pada Sidang Tahunan ke-41 Bank Pembangunan Islam (IDB) di Jakarta, Selasa (17/5).

Selanjutnya yang kedua, kata Sofyan adalah masalah pendidikan dan kesehatan.

“Kesehatan di Indonesia 90 persen sudah dilindungi oleh asuransi dari pemerintah dua sampai tiga tahun ke depan target semua penduduk memiliki asuransi kesehatan,” katanya.

Terkait masalah pendidikan, Sofyan menjelaskan 20 persen dana dari APBN/APBD dialokasikan untuk tujuan pendidikan.

“Itu dilakukan untuk program Indonesia Cerdas dan untuk operasi sekolah anak-anak tidak mampu sehingga mereka dapat subsidi dan biaya langsung ke rekening mereka,” ujarnya.

Kemudian yang ketiga, kata dia, masalah air bersih dan sanitasi.

“Tahun ini, ada fokus dalam masalah air dan sanitasi sehingga pada 2019 ditargetkan ketersediaan air yang berkesinambungan, misalnya menggunakan energi yang bisa diperbarui,” ucap Sofyan.

Terakhir, Sofyan menjelaskan masalah pengentasan kemiskinan di wilayah marginal dan kesetaraan gender untuk perempuan di mana dua masalah tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan khusus.

Sebelumnya, Bank Indonesia menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen masih memungkinkan dicapai hingga akhir 2016 dengan memerlukan dorongan salah satunya percepatan pencairan anggaran.

“Pada kuartal I pencairan anggaran di daerah masih rendah, harus didorong terus mudah-mudahan kuartal III dan kuartal IV bisa lebih baik sehingga untuk mencapai 5,2-5,3 persen masih sesuatu yang mungkin dicapai. Kalau untuk mencapai 5,6 persen saat ini masih terlalu awal,” kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada peluncuran BINDESIA di Cilangkap, Depok, Jawa Barat, Sabtu (14/5).

Mirza mengatakan percepatan pencairan anggaran harus didorong oleh setiap departemen, kementerian dan pemerintah daerah sehingga ada harapan pertumbuhan ekonomi lebih baik pada kuartal II dibandingkan kuartal I yang hanya mencapai 4,92 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka