Jakarta, Aktual.com — Mantan Wakil Presiden Boediono membesuk terdakwa Budi Mulya di Lapas Sukamiskin, Bandung pada 26 Januari 2016.

Demikian dikatakan anak dari Budi Mulya, Nadya Mulya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/3).

“Saya tiap minggu jenguk bapak di Sukamiskin biasanya hari Jumat. Enggak tahu kenapa waktu itu saya mau jenguk bapak hari Selasa,” kata Nadya.

Saat itu dia tengah menemui ayahnya. Namun tiba-tiba ada yang juga datang mengunjungi ayahnya yakni Boediono. “Saya kaget karena sejak Bapak ditetapkan sebagai tersangka belum pernah ada kabar dari beliau. Bahkan ketika adik saya meninggal tidak ada kontak langsung dari beliau ataupun keluarga beliau.”

Menurut dia, pertemuan itu terjadi di ruang Palapa selama 45 menit. Dalam pertemuan itu, ayahnya (Budi Mulya) mengungkapkan segala kekecewan terhadap Boediono.

“Saya sangat kecewa pada Bapak, kenapa saat sidang keputusan Bapak tidak datang memberikan keterangan yang meringankan saya karena Bapak tahu betul apa yang sebenarnya terjadi,” cerita Nadya menirukan ungkapan kekecewaan ayahnya ke Boediono saat itu.

Saat itu Boediono, klaim Nadya memohon maaf kepada Budi Mulya karena tidak bisa membantu dengan alasan situasi politik yang tidak memungkinkan.

Untuk itu Boediono memberikan usulan agar membuat opini dari BI untuk tidak memidanakan kebijakan itu. Namun Budi Mulya menolak karena hal itu percuma dilakukan mengingat Boediono saat ini bukan lagi seorang yang memiliki jabatan yang berpengaruh.

“Itu sudah mubazir Pak, sudah lewat waktunya apalagi saat ini Bapak bukan lagi wakil presiden. Harusnya bapak bilang itu dari kemarin.”

Menurut Budi Mulya, lanjut Nadya, diperlukan proses hukum yang bisa membuka siapa saja pihak yang paling bertanggungjawab dalam kasus ini. Sehingga kasus ini harus dibawa ke pengadilan.

Hal tersebut akhirnya disetujui oleh Boediono dan siap jika dirinya dilibatkan dalam penyelesaian kasus Bank Century. “Saya siap dipanggil dan menjalani proses hukum. Saya ingin kasus ini cepat beres tapi melalui tahapannya,” kata Nadya menirukan pernyataan Boediono kala itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu