Dalai Lama saat mengunjungi tembok ratapan di kota Yerusalem pada tahun 1994 - foto X

Dharamshala, Aktual.com – Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, saat ini mulai mempersiapkan diri untuk mencari penggantinya, sebagai Dalai Lama ke-15. Menariknya, Dalai Lama ke-14 terang-terangan mengatakan siapa pun penggantinya nanti, tidak bisa diintervensi oleh pemerintah China.

Dilansir dari The Guardian, dalam pernyataan yang disampaikan langsung Dalai Lama, lewat rekaman video, ia secara tegas mengatakan hanya yayasan yang didirikan olehnya, yakni Gaden Phodrang Trust yang akan mencari dan mengakui reinkarnasinya di masa depan, dan China tidak akan memiliki peran dalam penunjukan Dalai Lama ke-15.

”Tidak ada pihak lain yang memiliki kewenangan untuk mencampuri masalah ini,” katanya di Dharamshala, kota perbukitan di India utara yang menjadi pusat pemerintahan Tibet di pengasingan. ”Sesuai dengan tradisi masa lalu, pencarian reinkarnasi saya dan penunjukan Dalai Lama ke-15 akan dilakukan,” tegas Dalai Lama menjelang  ulang tahunnya yang ke 90 pada 6 Juli 1935.

Dalai Lama sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa dia mungkin orang terakhir yang akan maju, tetapi dia mengatakan setelah berkonsultasi dengan para pemimpin spiritual senior, dan seruan dari masyarakat Tibet, termasuk di Tibet yang diperintah China, telah meyakini sebaliknya.

”Sesuai dengan semua permintaan ini, saya menegaskan bahwa lembaga Dalai Lama akan terus berlanjut,” katanya kepada para biksu senior Buddha. Ia mengatakan instruksi tertulis yang jelas akan ditinggalkan, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut isinya.

Dalai Lama juga mengatakan kalau penggantinya akan lahir di negara bebas, sehingga muncul kemungkinan bahwa reinkarnasi berikutnya dapat muncul dari antara diaspora Tibet, yang jumlahnya sekitar 140 ribu orang di seluruh dunia, dan setengahnya berada di India. Ia juga mengatakan Dalai Lama ke-15 mungkin seorang dewasa dan belum tentu laki-laki.

”Pesan hari ini adalah bahwa lembaga Dalai Lama akan terus berlanjut,” kata pemimpin kedua paling senior dalam lembaga tersebut, Lobsang Tenzin yang dikenal dengan gelar keagamaannya Samdhong Rinpoche. ”Akan ada Dalai Lama ke-15. Lalu akan ada Dalai Lama yang ke-16,” kata Tenzin dalam sebuah konferensi pers di Dharamshala. Menurut Tenzin, Dalai Lama akan mengeluarkan instruksi terperinci tentang bagaimana pencarian reinkarnasi berikutnya harus dilanjutkan.

Merespon pernyataan Dalai Lama, pihak pemerintah China langsung memberi respon keras. ”Reinkarnasi Dalai Lama, Panchen Lama, dan tokoh Buddha besar lainnya harus dipilih dengan cara diundi dari guci emas dan disetujui oleh pemerintah pusat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning. Ia menambahkan kalau  Buddhisme Tibet lahir di China, dan merupakan agama dengan karakteristik China.

Sementara wakil juru bicara parlemen Tibet di pengasingan, Dolma Tsering Teykhang, berkata: ”Dunia perlu mendengar langsung dari Yang Mulia (Dalai Lama). China berusaha menjelek-jelekkan beliau di setiap kesempatan. China berusaha membuat aturan dan regulasi tentang cara mendapatkan reinkarnasi Dalai Lama di tangan mereka.”

Sengketa suksesi juga telah mempertajam ketegangan antara China dan India, yang memberikan suaka kepada Dalai Lama ke-14 setelah ia melarikan diri dari Tibet, menyusul aneksasi Tibet oleh China. Saat ini lebih dari 100 ribu warga Tibet tinggal di pengasingan di India. Delhi secara resmi mengakui Tibet sebagai bagian dari China, namun mengizinkan pemerintah Tibet di pengasingan untuk beroperasi dari Dharamshala.

Dalai Lama ke-14, yang bernama asli Tenzin Gyatso, melarikan diri dari Tibet pada usia 23 tahun, dan tiba di India pada tanggal 31 Maret 1959.  Saat itu, militer China menghancurkan pemberontakan di ibu kota Tibet, Lhasa. Hingga Juli 2025, ia telah tinggal di India selama 65 tahun dengan perawatan dan perlindungan, dan dengan umur panjang yang masih di depannya, ada banyak hal yang patut disyukuri bukan hanya di kalangan warga Tibet, tetapi juga orang-orang di seluruh dunia.

Umat ​​Buddha Tibet sendiri meyakini kalau Dalai Lama merupakan manifestasi duniawi dari Avalokiteshvara, tokoh yang dihormati dalam agama Buddha, yang dikenal sebagai bodhisattva welas asih – makhluk spiritual yang tinggal di dunia untuk membimbing orang lain di jalan menuju pencerahan.

Berdasarkan tradisi, hanya Dalai Lama saat ini, atau mereka yang ditunjuknya, yang dapat mengidentifikasi penggantinya, dengan menggunakan penglihatan, pertanda dan konsultasi dengan para lama senior dan pelindung agama.

Terkait reinkarnasi Dalai Lama, pemerintah China meyakini prosedur ritual ritual guci emas, sebuah ritual yang dilakukan sejak era Dinasti Qing di mana nama-nama diambil melalui undian dari wadah upacara, merupakan satu-satunya metode yang sah untuk mengakui sosok reinkarnasi Dalai Lama. Sedangkan Partai Komunis China akan menyetujui pemilihan akhir.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) sendiri sudah mengesahkan Undang-Undang Kebijakan dan Dukungan terhadap Tibet pada tahun 2020, yang mengancam sanksi terhadap pejabat China yang ikut campur dalam proses pencarian reinkarnasi Dalai Lama. Bahkan Uni Eropa telah menyuarakan dukungannya terhadap kebebasan beragama di Tibet, namun belum mengambil posisi formal terkait reinkarnasi.

Sedangkan dilansir dari Wikipedia, Dalai Lama ke-14 pernah berkata bahwa ia dapat bereinkarnasi dalam wujud seseorang dari luar Tibet, bahkan bisa jadi nanti reinkarnasinya adalah seorang ”wanita pirang nakal.”  Namun ia juga menganggap mungkin saja tidak akan ada lagi reinkarnasinya.

(Indra Bonaparte)