Warga mengambil air di galian lubang yang mereka buat pada aliran Sungai Cipamingkis yang mengering akibat musim kemarau panjang di kawasan Cibarusah, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (29/8). Akibat kemarau panjang, warga sekitar harus rela mengambil air di Sungai Cipamingkis setiap pagi dan sore hari. Kekeringan yang melanda Jonggol sejak lebih dari satu bulan yang lalu ini mulai membuat kesal warga Jonggol, karena bantuan air bersih yang dijanjikan pemda setempat tidak rutin. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Yogyakarta, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta menyatakan pengaruh El Nino pada musim kemarau tahun ini semakin menguat pada September 2015.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Teguh Prasetyo di Yogyakarta, mengatakan penguatan pengaruh El Nino ditunjukkan dengan naiknya indeks El Nino dari 2,2 pada Agustus 2015 menjadi 2,3 pada September 2015.

“Naiknya indeks meunjukkan pengaruh El Nino menuju kuat, meskipun tidak akan lama,” kata Teguh, Jum’at (4/5).

Ia mengatakan, tingkat kekeringan pada kemarau tahun ini bukan hanya dipengaruhi oleh El Nino, melainkan juga dipengaruhi oleh gangguan cuaca jangka pendek berupa fenomena Dipole Mode positif yang mengakibatkan massa uap air dari perairan Indonesia tersedot menuju Afrika Timur.

“Fenomena ini menjadikan pembentukan curah hujan semakin kecil,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: