Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Pasar keuangan domestik kembali mendapatkan suntikan kepercayaan dari investor global. Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing (inflow) yang cukup besar ke Indonesia selama periode 30 Juni hingga 3 Juli 2025, dengan total beli neto mencapai Rp10,79 triliun.

Kuatnya arus masuk modal asing terutama terlihat di pasar Surat Berharga Negara (SBN), yang mencatat pembelian bersih sebesar Rp15,14 triliun. Namun, situasi berbanding terbalik terjadi di dua instrumen lain: pasar saham dan Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang masing-masing mencatat outflow sebesar Rp2,31 triliun dan Rp2,04 triliun.

“Selama 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp52,95 triliun di pasar saham dan Rp34,72 triliun di SRBI, namun tetap beli neto Rp53,07 triliun di SBN,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI.

Tingkat risiko berinvestasi di Indonesia juga menunjukkan penurunan. Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun turun dari 77,60 basis poin menjadi 74,60 bps. CDS mencerminkan persepsi risiko pasar atas utang negara, sehingga penurunan ini menandakan meningkatnya kepercayaan investor terhadap stabilitas fiskal Indonesia.

Mengiringi derasnya dana asing yang masuk, nilai tukar rupiah berhasil menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat. Bloomberg mencatat rupiah di posisi Rp16.185 per USD, menguat 0,06%, Yahoo Finance bahkan mencatat penguatan hingga 0,15% ke posisi Rp16.180 per USD, Jisdor (BI) menempatkan rupiah di level Rp16.204 per USD.

BI menyebut penguatan nilai tukar ini erat kaitannya dengan masuknya modal asing, yang menunjukkan tingkat kepercayaan investor global yang kembali meningkat terhadap perekonomian nasional.

Dalam menghadapi dinamika pasar global, Bank Indonesia menyatakan akan terus menjaga stabilitas nilai tukar dan pasar keuangan dengan pendekatan terintegrasi.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tegas Ramdan.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano