Mataram, Aktual.com – Transaksi transfer dana dari luar negeri atau remitansi pada kuartal I tahun 2021 dari pekerja migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat mencapai Rp100 miliar.

“Total remitansi yang masuk selama triwulan I sekitar Rp100 miliar. Itu laporan dari bank dan ini modal bagi PMI,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, I Gde Putu Aryadi di Mataram, Jumat (28/5).

Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring banyaknya jumlah PMI asal NTB yang masih mengadu nasib diluar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

“Jumlah pengiriman PMI kita beradastkan data 2019 itu ada 20 ribuan. Kebanyakan dari mereka akan berakhir masa kontraknya tahun ini. Terbesar itu masih dari Malaysia dan Timur Tengah,” ujarnya.

Besarnya remitansi dari PMI tersebut memiliki kontribusi besar bagi peningkatan ekonomi di daerah, terlebih di tengah situasi pandemi COVID-19.

“Tentu ini sangat membantu perputaran ekonomi di daerah,” terang mantan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB ini.

Hingga saat ini jumlah PMI yang pulang ke NTB terus meningkat yaitu di angka 13.541 orang dan 32 orang di antaranya dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Dari 13.541 orang tersebut, terdiri dari PMI non prosedural sebanyak 4.112 orang, pemulangan prosedural 9.330 orang dan jumlah pemulangan jenazah 32 orang.

“Kepulangan mereka tentu bukan tanpa sebab. Selain karena COVID-19 juga karena kontrak telah habis dan sebagiannya karena tanpa prosedur.
Sedangkan 32 yang meninggal rata-rata karena sakit,” terangnya.

Dari sepuluh kabupaten dan kota di NTB, terbanyak berasal dari Kabupaten Lombok Timur 5.800 orang, Lombok Tengah 4.520 orang, Lombok Barat 1.597 orang, Sumbawa Besar 596 orang dan Lombok Utara 299 orang. Berikutnya 237 orang asal Kota Mataram, 190 orang Sumbawa Barat, 181 orang asal Kabupaten Bima, 96 orang dari Dompu dan 19 orang berasal dari Kota Bima.

Aryadi juga menjelaskan, lima asal negara penempatan terbanyak yaitu Malaysia sebanyak 10.339 orang, Saudi Arabia 1.871 orang, Amerika 499 orang, Brunei Darussalam 231 orang dan Singapura 129 orang.

“Kita berharap dari kepulangan PMI ini bukan menjadi pengangguran tetapi dapat mampu menciptakan lapangan kerja baru. Karena mereka sudah memiliki modal dan pengalaman yang dimiliki,” katanya.(Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i