Jakarta, Aktual.co — Peserta Muktamar Jakarta khawatir akan diperiksa oleh KPK, akibat tidak jelasnya pembiayaan Muktamar Jakarta.
Saat ditemui di lokasi kongres, Sahril salah satu peserta DPC PPP Kota Makassar mengatakan, banyak peserta kongres yang dalam pertemuan informal kaget mendengar kabar itu (hilangnya uang kas partai). “Kalau uang kas nggak ada, kita juga nggak yakin Muktamar Jakarta biayanya dari uang kas partai, lantas dari mana biaya ini?” kata dia dengan berapi-api, di arena Muktamar di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11).
Sahril juga mengatakan, para peserta muktamar juga khawatir bahwa pembiayaan muktamar ini adalah hasil korupsi. “Kita takut akan diperiksa KPK pasca muktamar Jakarta,” ungkapnya.
Sekarang, timpalnya, dalam benak para peserta Muktamar yakni biaya Muktamar ini dari hasil dugaan tindak pidana korupsi.
Kekhawatiran peserta muktamar akan diperiksa KPK juga sangat relevan dengan status tersangkanya SDA dalam kasus korupsi dana Haji yang disidik oleh KPK. Tak hanya SDA, istrinya juga dicekal oleh KPK.
“Khawatir biaya muktamar hasil pencucian uang dari dugaan tindak pidana korupsi dari SDA terkait kasus Haji. Kalaupun ini benar, maka Partai pun akan hancur dan lebih hancur lagi,” ucapnya.
Kekhawatiran lain juga muncul dari Tengku Adnan peserta Muktamar dari DPC PPP Pidie, Aceh, dia lantang mengatakan adanya sponsor pihak ketiga yang sengaja membiayai muktamar ini.
“Kami juga curiga adanya pihak ketiga (sponsor) yang membiayai muktamar ini,” demikian Adnan.
Seperti diketahui, beberapa DPW memberikan pandangan umum atas kinerja DPP PPP di bawah Suryadharma Ali dalam Muktamar di Jakarta. Salah satu yang paling mendapat perhatian adalah ketua DPW PPP Sulawesi Utara yang mengaku tahu betul motif Muktamar Surabaya kubu Romahurmuziy.
Motif tersebut diantaranya soal penggunaan kas PPP hampir Rp 100 miliar oleh Sekjen Romahurmuziy dan bendahara PPP yang berada dalam satu kubu.
Artikel ini ditulis oleh: