Jakarta, aktual.com – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dipastikan akan mengelola dana dividen BUMN sebesar Rp150 triliun pada tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (18/6).
“Dividen itu merupakan setoran dari seluruh BUMN, yang kemudian akan menjadi investasi kita. Totalnya sekitar Rp150 triliun,” jelas Dony. Dana besar ini akan dialokasikan ke dalam investasi berkelanjutan dan strategis, sejalan dengan misi Danantara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dony juga menyinggung perubahan skema Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk perusahaan-perusahaan pelat merah. Jika sebelumnya PMN disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disetujui DPR, kini mekanismenya berubah pasca terbentuknya Danantara.
“PMN seperti dulu itu sudah tidak ada lagi. Sekarang bentuknya adalah equity injection dari keuntungan BUMN lain yang dikelola Danantara,” ujarnya.
Meski tidak lagi melalui APBN, Dony menegaskan bahwa pemberian modal tetap dilakukan secara transparan, berbasis Business Plan, dan mempertimbangkan kondisi industri penerima dana.
“Kita menilai berdasarkan business plan dari perusahaannya, industrinya, dan dalam pemberian equity injection, kita punya parameter yang cukup ketat,” tegasnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa investasi akan menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. “Investasi adalah komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, menyumbang sekitar 29% setelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 53%,” ungkapnya.
Dalam satu dekade terakhir, total investasi yang masuk ke Indonesia tercatat mencapai Rp9.100 triliun. Angka ini ditargetkan meningkat menjadi Rp13.000 triliun dalam lima tahun ke depan, guna mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029.
Rosan juga mengungkapkan bahwa Danantara akan mengelola aset sebesar Rp15.000 triliun, dan secara strategis tidak lagi bergantung pada PMN dari APBN. Pendanaan akan bersumber dari dividen BUMN yang diinvestasikan ulang ke proyek-proyek strategis.
“Dividen yang sebelumnya langsung masuk ke negara, kini bisa kita manfaatkan untuk investasi di sektor industri yang menciptakan quality jobs,” ujarnya.
Rosan memperkirakan laba yang akan diterima Danantara tahun ini mencapai US$7 miliar atau sekitar Rp120-150 triliun, yang akan digunakan untuk memperkuat sektor riil dan menciptakan nilai tambah. Dana ini juga akan dimanfaatkan sebagai leverage investasi dengan nilai yang bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
“Danantara akan menjadi jembatan untuk meningkatkan kepercayaan investor asing. Dengan dana yang kami miliki, kami bisa memperluas investasi hingga empat atau lima kali lipat dari jumlah awal,” tutup Rosan.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano