Arcandra Tahar (ist)

Jakarta, Aktual.com – Arcandra Tahar tidak pernah memilih jalan hidupnya. Lelaki kelahiran Padang, Sumatera Barat, 10 Oktober 1970 itu menyatakan hidupnya mengikuti takdir Tuhan. Tidak ada sedikit pun dihatinya terbersit untuk melakukan perlawanan atas ketentuan yang sudah digariskan.

Menjadi apapun di dunia ini, ia siap menjalaninya. Diberhentikan dari jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bukan sesuatu yang harus disesali. Jika memang demikian ketentuan yang digariskan Tuhan.

Lulusan Institut Teknologi Bandung dan Texas A&M University Ocean Engineering itu hanya bisa berikhtiar yang terbaik. Hasil akhir dari usaha kerasnya ia serah-berikan sepenuhnya kepada Tuhan untuk menentukan.

“Semua sudah ada yang atur. Namanya takdir enggak ada yang tahu. Kalau kita tahu justru takdir takut. Lakukan yang terbaik, yang diwajibkan usaha kemudian serahkan ke yang kuasa,” demikian Archandra usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (17/8) kemarin.

Sebagai hamba Tuhan, Archandra menyatakan komitmennya untuk senantiasa berbuat yang terbaik. Tidak harus duduk di kursi menteri, karena berbuat baik dan memberi manfaat itu sejatinya tidak dibatasi posisi apapun.

“Umat terbaik itu apa? Apakah harus jadi menteri? Kan enggak, selama dia bisa amar ma’ruf nahi mungkar. Enggak ada dalam ayat itu mengatakan harus dengan jadi menteri baru bisa amal maruf nahi mungkar. Yang penting lakukan yang terbaik,” katanya.

Tokoh muda Minangkabau Andre Rosiade menilai, Archandra merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan kemampuannya yang luar biasa, Archandra yang diangkat menjadi Menteri ESDM pada 27 Juli dan diberhentikan 15 Agustus 2016, menunjukkan komitmennya membangun Indonesia.

Semua prestasi yang diperolehnya ditinggalkan ketika diberi dipercaya menjadi Menteri ESDM. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi institusi yang disambanginya untuk diajak kerjasama dalam menutup celah terjadinya tindak pidana korupsi di sektor ESDM.

Andre juga menyinggung terobosan dan efisiensi dalam pengembangan Blok Masela yang dilakukan Archandra. Terobosan serupa bakal dilaksanakan pada pengembangan Blok Mahakam, Indonesia Deepwater Development (IDD) berikut kelistrikan dan mineral serta pertambangan lainnya.

“Dengan kemampuan terbaiknya, orang Minang meminta Presiden tetap memberikan kesempatan bagi Archandra untuk berbakti dan berkontribusi bagi pembangunan Indonesia ke depan. Bukan menelantarkannya sehingga diambil dan dimanfaatkan kembali oleh negara lain,” kata Andre.

Apa posisi yang layak bagi Archandra usai dicopot dari Menteri ESDM? Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyodorkannya ke PT Pertamina. Bukan apa-apa, Archandra Tahar disebutnya mempunyai keahlian dibidang energi yang diakui dunia.

Terlepas dari pro dan kontra mengenai kewarganegaraan ganda Archandra, politisi PKS itu menyatakan pria yang sudah 20 tahun tinggal di Amerika Serikat tersebut layak mendapatkan jabatan di sektor energi.

“Usul saya kepada Presiden Pak Joko Widodo konkrit saja, akan lebih bermanfaat kalau Archandra mengurus Pertamina sebab dia memang ahlinya. Archandra sosok yang paling tepat di situ dan tidak ada masalah pelanggaran hukum kalau mengurus Pertamina,” jelasnya.

Sebelum itu, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan apa yang sudah dilakukan Archandra sangat baik bagi pengembangan sektor energi ke depan. Karenanya Luhut mengaku akan melanjutkan apa yang sudah dilakukan Archandra.

 

*Sumitro

Artikel ini ditulis oleh: