Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) melakukan aksi unjuk rasa didepan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Utara, di jalan Gajah Mada, Jakarta, Jumat (28/4/2017). Dalam aksinya ribuan umat Islam mendesak agar Majelis Hakim agar terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihukum 5 tahun sesuai dengan Undang-Undang. AKTUAL/Tri- Rendra
Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) melakukan aksi unjuk rasa didepan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Utara, di jalan Gajah Mada, Jakarta, Jumat (28/4/2017). Dalam aksinya ribuan umat Islam mendesak agar Majelis Hakim agar terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihukum 5 tahun sesuai dengan Undang-Undang. AKTUAL/Tri- Rendra

Jakarta, Aktual.com – Perolehan suara partai politik Islam diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang. Pemilu 2019 disebut sebagai momentum kebangkitan parpol Islam di Indonesia.

Rekor perolehan suara terbanyak yang diperoleh oleh parpol Islam selama ini terdapat pada pelaksanaan Pemilu 1955. Dalam pesta demokrasi pertama di Indonesia tersebut, total suara yang diperoleh parpol Islam mencapai 45 persen.

“Pemilu 55 suara partai Islam mencapai 45 persen, pada era Reformasi perlahan beranjak naik setelah terpuruk pada Orde Baru. 2019 nanti parpol Islam pasti akan meningkat,” ujar pengamat Prof Aji Dedi Mulawarman di sela-sela Konferensi Besar IV Pemuda Muslimin Indonesia di Jakarta, Sabtu (20/5).

“Itu kan data statistik, kalau logika statistik kan selalu ada kenaikan linear, kalau polanya begitu pasti akan naik,” imbuh Aji.

Salah satu indikatornya adalah kemenangan yang diraih oleh banyaknya calon pemimpin muslim dalam perhelatan Pilkada serentak 2017 lalu.

“Pada Pilkada 2017 kemarin, hampir semua wilayah itu umat Islam yang menang. Calon pemimpin muslim itu menang semua,” jelasnya.

Hal ini sendiri bukanlah sebuah pencapaian yang terjadi begitu saja. Aji menyebut bahwa pasca lengsernya Orde Baru, kesadaran umat Islam terhadap penegakkan syariah mengalami kelonjakan yang terbilang fantastis.

“Seberapa banyak sekolah-sekolah Islam tumbuh pasca orde baru, luar biasa peningkatannya,” imbuhnya.

Namun demikian, kesadaran tersebut semakin menjadi-jadi dengan adanya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Kasus penistaan agama dan Pilkada DKI Jakarta menjadi momentum yang membuat umat Islam semakin tersadar dengan identitasnya.

“Sehingga dari sisi sosiologis kemudian kesadaran dan puncaknya itu kan ketika 212, bayangkan 7 juta orang ada di Jakarta, itu kan kesadaran kelas menengah tinggi sekali. Pilkada DKI menjadi batu loncatan yg mempunyai pengaruh meningkatnya suara Islam secara signifikan,” pungkasnya.

(Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh: