Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (kiri) bediskusi dengan Seskab Pramono Anung (kanan) saat memaparkan hasil rapat terbatas membahas Penurunan Angka Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/3). Presiden menginstruksikan agar semua kebijakan yang terkait penanggulangan kemiskinan dijalankan secara terpadu, baik lintas lembaga dan Kementerian, Bank Indonesia, OJK, dan Bulog, terutama untuk mengatasi ketimpangan harga pangan. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/16

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan program sinergi aksi untuk ekonomi rakyat bisa bermanfaat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan persoalan kesenjangan ekonomi yang dialami para petani maupun nelayan.

“Persoalan kemiskinan tidak bisa diselesaikan oleh satu per satu kementerian. Ini harus dikerjakan bersama-sama, dengan keroyokan yang terorganisir dan cerdas, karena dampaknya akan jauh lebih optimal,” kata Darmin di Brebes, Senin (11/4).

Darmin menjelaskan Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam dari pertanian, perikanan maupun pertambangan, namun para petani maupun nelayan yang telah bekerja keras, masih belum sepenuhnya sejahtera dan berada pada garis kemiskinan.

“Pada dasarnya, petani atau nelayan di Indonesia dalam kesehariannya telah bekerja keras. Namun, hingga saat ini, mayoritas dari mereka belum hidup sejahtera. Tingkat kesejahteraannya masih jauh bila dibandingkan dengan tenaga kerja pada sektor lainnya,” kata Darmin.

Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2015 mencatat adanya 11,16 persen penduduk miskin di Indonesia dengan jumlah sekitar 28,5 juta jiwa. Penduduk miskin di pedesaan juga tujuh persen lebih tinggi dibanding perkotaan.

Kebanyakan masyarakat miskin berprofesi sebagai petani atau nelayan, yang memiliki keterbatasan daya beli serta aset khususnya lahan, kualitas sumber daya manusia rendah, dan terbatasnya akses kepada sumber daya produksi seperti benih, alat mesin pertanian serta modal usaha.

Selain itu, kesenjangan ekonomi juga melebar antara wilayah desa maupun kota dan Gini Ratio mengalami kenaikan sejak 1996, yaitu 0,36 hingga mencapai 0,41 pada 2014.

Untuk itu, kata Darmin, program sinergi yang diluncurkan untuk mendorong kesejahteraan petani dan nelayan ini diharapkan bisa mengatasi berbagai masalah terkait pembuatan sertifikat tanah, penyediaan modal usaha, pengadaan benih, pupuk maupun alat produksi, serta distribusi pasca panen.

“Ini bukan program yang dirancang seperti biasanya, karena kegiatannya sudah ada di kementerian terkait dan sekarang kita satukan keatas. Kita percaya dengan upaya ini, berhasil atau sedikit berhasil, akan membentuk model atau contoh untuk memecahkan masalah kemiskinan dan kesenjangan,” katanya.

Dengan demikian, menurut Darmin, para petani maupun nelayan nantinya bisa memiliki posisi tawar yang kuat terhadap harga jual produknya, berani menghadapi pedagang perantara serta tidak memiliki kekhawatiran produk komoditasnya menjadi busuk dan tidak sampai ke konsumen.

Program sinergi aksi untuk ekonomi rakyat yang baru diluncurkan Presiden Joko Widodo ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan, dengan cara memberikan kesempatan bekerja yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan.

Brebes terpilih menjadi tempat percontohan program ini karena merupakan sentra komoditas bawang merah di Indonesia yang berkontribusi kepada laju inflasi nasional, namun kesejahteraan petaninya relatif rendah karena sebagian keuntungan dinikmati oleh pedagang perantara.

Program yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Kominfo, Kementerian Perdagangan dan Kementerian UKMK.

Selain itu, ada Kementerian BUMN, Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal, Kementerian KKP, Kementerian PUPR, BI, OJK, Pemda Provinsi Jawa Tengah, Pemda Kabupaten Brebes, BUMN-BUMN, Lembaga Keuangan Swasta dan pengembang aplikasi, serta pemangku kepentingan lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara