Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak melemah sebesar 32 poin menjadi Rp12.122 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.090 per dolar AS diakibatkan paparan data BPS yang menunjukkan defisitnya neraca perdagangan.

“Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan karena faktor data neraca perdagangan Indonesia yang kembali mengalami defisit,” kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa (4/11).

Menurut dia, kembali terctatnya defisit neraca perdagangan Indonesia membuat sebagian pelaku pasar keuangan di dalam negeri khawatir terhadap fundamental ekonomi domestik.

Data Badan Pusat Stattistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 270,3 juta dolar AS pada September 2014.

“Faktor fundamental ekonomi Indonesia akan membayangi pergerakan laju mata uang rupiah,” katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa mata uang dolar AS bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang di Asia termasuk rupiah seiring dengan membaiknya data manufaktur dan “construction spending” Amerika Serikat yang membaik.

Di sisi lain, lanjut dia, menurunnya indeks manufaktur di Tiongkok dan negara-negara di kawasan Euro menambah sentimen penguatan bagi dolar AS di pasar global.

“Dolar AS masih cukup berpeluang untuk melanjutkan penguatan terhadap mata uang rupiah,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan dolar AS terhadap rupiah cenderung masih tertahan menyusul perkiraan aliran dana investor asing ke lelang surat utang negara (SUN) masih deras sehingga bisa membantu pertahanan mata uang domestik.

()

(Eka)