Presiden Jokowi dan Rombongan Tiba di Hamburg Jerman

Jakarta, Aktual.com- KTT G 20 diwarnai dengan ribuan demonstran anti-kapitalis yang membakar sejumlah benda sebagai upaya untuk menghalangi delegasi negara anggota untuk menghadiri pertemuan di hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 digelar, yang digelar di Kota Hamburg, Jerman.

Seperti dikutip dari Fox News, Sabtu (8/7) sekira 160 polisi mengalami luka-luka sejak Kamis (7/7) malam setelah ribuan demonstran berusaha merangsek maju pada garis pengamanan aparat di sekitar lokasi pertemuan yang disebut Zona Merah.

Sedikitnya 100 demonstran berhasil ditangkap dan 15 lainnya dimintai keterangan sejak unjuk rasa berlangsung seperti dikabarkan oleh twitter resmi polisi Hamburg.

“Kami tinggal di negara demokrasi, dan zona merah bukanlah demokrasi,” sebut Karl S, mahasiwa yang ikut ambil bagian pada aksi unjuk rasa tersebut, dengan merujuk pada lokasi pertemuan pemimpin negara G20, kepada CNN.

“Kami memang tidak dapat menghentikan acara ini sepenuhnya. Tapi jika kami dapat menghalangi mereka memperoleh makanan sekalipun, itu adalah sebuah pencapaian,” lanjut Karl.

Pada kesempatan yang sama, Christian demonstran lain menyebut,” Sangat tidak adil jika segelintir negara menentukan masa depan seluruh manusia di bumi.”

Langkah demonstran untuk menghalangi kegiatan delegasi KTTG20 disebut-sebut cukup berhasil lantaran Ibu Negara Amerika Serikat, Melania Trump, terjebak di dalam guesthouse yang ditempatinya selama di Hamburg akibat aksi unjuk rasa itu.

Melania dikabarkan tidak bisa mengikuti program khusus bagi para pendamping kepala negara yang ikut menghadiri KTT G20. Sedangkan program khusus untuk pendamping kepala negara juga terpaksa dibatasi gara-gara unjuk rasa.

“Kepolisian Hamburg tidak bisa memberi kami izin untuk pergi (meninggalkan kediaman),” tutur juru bicara Melania Trump, Stephanie Grisham.

Salah satu agenda yang dibatalkan yakni kunjungan ke pusat kajian iklim setempat. Sebagai gantinya, para pendamping kepala negara akan menerima presentasi ilmuwan iklim di salah satu hotel di Hamburg.

Unjuk rasa yang mewarnai digelarnya KTT G20 di Hamburg berlangsung sejak Kamis waktu setempat. KTT G20 sendiri dijadwalkan akan diselenggarakan selama dua hari, yang dimulai pada Jumat waktu setempat.

Kamis malam, bentrokan juga mewarnai unjuk rasa yang digelar dan memaksa polisi menggunakan meriam air dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi tersebut. Beberapa demonstran, yang disebut polisi merupakan para aktivis sayap kiri jauh, nekat melakukan aksi kekerasan.

Aksi kekerasan itu berlanjut hingga Jumat pagi waktu setempat. Beberapa demonstran nekat membakar mobil, memecahkan kaca jendela, bahkan meluncurkan suar ke arah helikopter kepolisian dan mengempesi ban mobil delegasi Kanada.

Pihak kepolisian setempat mengatakan, sekelompok kecil demonstran berusaha menghindari blokade polisi dan mereka juga berusaha menghalangi para kepala negara untuk mendatangi lokasi KTT G20 digelar.

Kini sebanyak 20 ribu personel kepolisian yang bersiaga mengawal jalannya KTT G20. Mereka didukung dengan sejumlah helikopter, meriam air dan drone pengintai.

Tetapi Jumlah itu dirasa kurang lantaran aksi protes terus berlanjut. Kepolisian Hamburg pun segera meminta bantuan personel tambahan dari seantero Jerman bahkan dari Austria, negara tetangganya, untuk ikut serta mengamankan jalannya KTT G20.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs