Denny JA: Pertarungan Prabowo, Ganjar, Anies Menjadi Bahan Kuliah di Kelas
Denny JA: Pertarungan Prabowo, Ganjar, Anies Menjadi Bahan Kuliah di Kelas

Jakarta, Aktual.com – Partai berbasis Islam terus menurun dukungannya di Indonesia sejak pemilu pertama digelar hingga saat ini, meski jumlah pemilih Muslim di Indonesia sebanyak 86 persen.

Hal itu dikatakan Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, dalam video yang diunggah di akun media sosial resminya, yakni DennyJA_World pada Rabu, 6 September 2023.

Video tersebut adalah bagian dari serial Ekspresi Data yang diunggah di Facebook, Instagram, Twitter, Tik Tok, serta Youtube Denny JA.

Ini adalah serial video yang durasinya hanya 3 menit dan berbasis data riset LSI Denny JA untuk aneka isu yang strategis, termasuk Pilpres 2024.

Denny menyebut, meski jumlah pemilih Muslim merupakan mayoritas, namun partai-partai Islam tak pernah menjadi partai nomor satu yang paling banyak didukung di berbagai pemilu.

Bahkan, jika partai-partai Islam itu digabung menjadi satu, total dukungannya makin lama makin menurun dari zaman ke zaman.

Berdasarkan survei LSI Denny JA, pada Pemilu 1955, total pemilih partai Islam di Indonesia sebanyak 43,90 persen. Partai Islam diwakili oleh Masyumi, NU, PERTI, dan lainnya.

“Dukungan mereka masih di atas 40 persen,” ujar Denny.

Lalu, pada Pemilu 2019, total pemilih partai Islam menurun hanya di 29,76 persen. Partai Islam saat itu adalah PKB, PKS, PAN, dan PPP.

“Empat partai ini yang masih hadir hingga sekarang ini,” sambungnya.

Selanjutnya, pada Agustus 2023, berdasarkan survei LSI Denny JA, total pemilih partai Islam kembali menurun ke angka 23,10 persen.

“Kita lihat dari tiga era, Pemilu 1955 di atas 40 persen, tahun 2019 mulai di bawah 30 persen, dan sekarang ini bahkan di bawah 25 persen,” terangnya.

Sementara, pemilih partai nasionalis terus bertambah tinggi. Berdasarkan data LSI Denny JA, pada Pemilu 1955, jumlah pemilih partai nasionalis adalah 56,10 persen. Partai nasionalis kala itu adalah PNI, PKI, PSI, dan lainnya.

Lalu, pada Pemilu 2019, total pemilih partai nasionalis jumlahnya menjadi 70,24 persen. Partai nasionalis saat ini adalah PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan Partai Demokrat. Selanjutnya, menurut survey LSI Denny JA Agustus 2023, total pemilih nasional mencapai 76,90 persen.

Menurut Denny, salah satu penyebab menurunnya jumlah pemilih partai Islam adalah karena sejak era orde baru sudah diterapkan azas tunggal Pancasila. Pancasila kala itu disosialisasikan secara massif dan sistematis selama bertahun-tahun.

Akibatnya, kata Denny, terbentuklah kultur politik yang baru, walaupun dia seorang Muslim, majority politiknya sangat kental diwarnai oleh keindonesiaan, nasionalisme, dan kebhinekaan.

“Akibatnya pula, platform politik ini justru lebih banyak diberikan oleh partai-partai nasional. Itulah sebabnya, mengapa negara mayoritas Muslim terbesar, seperti Indonesia, potensi Islam justru menurun,” ungkap Denny.

Artikel ini ditulis oleh: