Setelah waktu yang disepakati mereka bergerak ke arah barat, lagi-lagi dihadang kali yang sangat deras dan dalam, serta bergerak ke arah selatan, menyusuri kali itu.

“Sampailah di bawah bukit Majapahit. Di situlah mereka bertemu dengan Raden Arya Pati dan Raden Arya Mangunjaya. Mereka mengaku dari Majapahit. Datu Majapahit atau punggawa majapahit,” paparnya.

Kedua orang ini memiliki kesaktian yang luar biasa, bisa hadir dengan cara gaib. Setelah berdiskusi, keduanya menawarkan diri untuk mencari jalan bersama. Mereka bergerak ke selatan mencari kira-kira kali mana yang bisa diseberangi.

“Sampailah pada satu titik yang paling sempit, lalu membuat jembatan sederhana. Saling dukung, saling pegang sampailah di seberang. Saling membantu diabadikan Loko (Kali) Sangka Bira artinya tempat saling topang dengan sukarela dengan tulus ikhlas,” katanya.

Setelah menyeberang kali itu, sekitar jarak 150 meter, kedua orang itu menyatakan di satu titik yang layak mendirikan perkampungan meski kondisi tanahnya tidak rata, banyak bebatuan bekas letusan gunung api.

“Enam warga menyatakan setuju, mengingat atas perintah dua punggawa Majapahit. Namun, satu lagi tidak setuju hingga pergi dan diketahui berada di Sembalun Bumbung,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: