Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) berbincang dengan Ketua BPK Harry Azhar Aziz (kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/5). Rapat terbatas tersebut membahas laporan audit teknis Komplek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang dan laporan proses renovasi Gelora Bung Karno dalam rangka persiapan Asian Games 2018. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menolak rencana Menteri BUMN, Rini Soemarno meleburkan PGE ke dalam tubuh PLN. PGE masih mempertanyakan motif dan tujuan Menteri Rini, terlebih kondisi bisnis PGE dalam keadaan sehat.

PGE beralasan tindakan akuisisi ini tidak memberi keuntungan bagi negara. Jika berkaca dari pengalaman yang dilalui Pertamina dengan PLN dalam join bisnis pengembangan geothermal selama ini, justru membawa keburukan bisnis bagi perusahaan.

“Kita mempertanyakan akuisis PGE ini tujuannya apa? kita pernah punya saham bersama dengan PLN melalui PT Geo Dipa Energi yang saat itu dikembalikan ke pemerintah. Artinya merger itu tidak berkembang seperti yang diharapkan. Pengalaman sudah banyak dijalani tapi kok mau diulangi dan tujuannya tidak jelas. Perusahaan kita sudah bisa mandiri dalam pengembangan PGE ini. Akuisisi ini tidak ada keuntungan bagi negara,” kata Assistant Manager Budget Planning, Bagus Bramantio. Senin (8/8).

Kemudian diketahui saat ini PLN sendiri mempunyai anak perusahaan yang bergerak untuk pengembangan pembangkit geothermal yakni bernama PT PLN Geothermal.

Menurut Bagus, jika memang kebijakan pemerintah bertujuan untuk mempercepat pengembangan pembangkit geothermal, seharusnya pemerintah mendorong anak perusahaan PLN agar lebih kuat dan mandiri.

“Kita melihat PLN pun mempunyai hulu yang sama yaitu anak perusahaan PT PLN Geothermal. Kalau mereka mau percepatan dan mengembangkan pembangkit panas bumi, mengapa mereka tidak melalui PLN Geothermal? Sudah jelas ada, tinggal dikembangkan,” pungkasnya. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka