Jakarta, Aktual.com – Adanya upaya lembaga keuangan melakukan pendekatan melalui Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan untuk melakukan peminjaman pembiayaan divestasi saham PT Freeport Indonesia, membuat tanda tanya besar bagi Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi.

Disadari memang dengan cadangan pertambangan yang terkandung hingga tahun 2060, tentu merupakan sesuatu yang mengiurkan bagi lembaga keuangan untuk melakukan pembiayaan.

Terbukti baru-baru ini Deutsche Bank asal Jerman merayu Menko Luhut dan menyatakan kesediaannya meminjamkan sejumlah uang kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan divestasi saham Freeport pada pertambangan di Papua.

“Dengan cadangan tambang Freeport diperkirakan hingga 2060, tidak sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan dana baik untuk divestasi 51 persen saham, maupun untuk pengeluaran Capex dan Opex dibutuhkan untuk explorasi underground minning,” katanya kepada Aktual.com, Rabu (20/9)

“Seperti ditawarkan Deutsche Bank dan sebelumnya Bank of China. Saya perkirakan banyak International Bank yang akan ngantri untuk menawarkan pendaan keperluan Freeport,” tambahnya.

Nanun yang menjadi pertanyaan bagi Fahmy, terkesan Luhut Binsar Panjaitan menjadi menteri segala urusan.

“Kenapa mereka ngantrinya ke Luhut, bukan ke Ignasius Jonan atau Sri Mulyani atau Rini Soemarno,” heran dia.

Kemudian hal yang sama juga terjadi pada kasus Blok Mahakam, perusahan Total dinilai lebih nyaman melakukan lobi ke Luhut dibading ke Kementerian ESDM.

“Pada perundingan divestasi saham Blok Mahakam. Total lebih nyaman lobby ke Luhut ketimbang ke Jonan or Pertamina dalam perundingan B2B untuk mendapatkan Divestasi 39 persen saham Blok Mahakam. Publik bertanya, mengapa?” Pungkas dia.

Sebagaimana yang telah dikatakan, Luhut Binsar Pandjaitan telah mengungkapkan bank asal Jerman, Deutsche Bank, menawarkan diri untuk membantu Indonesia mengambil alih saham divestasi PT Freeport Indonesia.

Deutsche Bank siap membiayai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan mengakuisisi saham perusahaan tambang Amerika Serikat (AS) tersebut.

“Deutsche Bank datang niat bantu financing BUMN yang masuk ke Freeport,” kata Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (19/9). Namun belum diketahui besaran pembiayaan yang ditawarkan tersebut.

(Reporter: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka