Pekerja menguruk jalan rusak dengan karung berisi limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) di Desa Ngrandu Lor, Peterongan, Jombang, Jawa Timur, Kamis (2/6). Sebagian besar masyarakat di daerah setempat masih menggunakan slag atau ampas bijih seperti abu limbah peleburan logam sebagai bahan urugan jalan meskipun membahayakan bagi manusia dan lingkungan karena pertimbangan harga limbah B3 relatif murah yakni Rp150 ribu per truk. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Pengguna kendaraan di Jalan Lintas Sumatera/by pass Soekarno-Hatta di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, mengeluhkan kerusakan badan jalan negara namun belum sepenuhnya diperbaiki oleh pemerintah melalui lembaga kementerian terkait.

Kerusakan Jalinsum di Bandarlampung menurut warga pengguna jalan, Jumat (31/3), mengakibatkan rawan kecelakaan dan arus kendaraan tersendat. Ia meminta pemerintah segera diperbaiki kerusakan jalan secara menyeluruh tidak sepotong-sepotong.

“Pada jam sibuk menimbulkan kemacetan arus lalu lintas yang panjang,” kata Arif, warga Bandarlampung yang setiap hari melintas di Jalinsum ruas Bandarlampung-Panjang.

Keluhan serupa diungkapkan pengguna Jalinsum di Bandarlampung lainnya. Mereka menyebutkan, kerusakan Jalinsum itu terbilang parah dengan lubang-lubang cukup besar menganga berada di badan jalan sepanjang ruas dari Tugu Radin Inten II Rajabasa menuju Panjang.

Titik-titik kerusakan badan Jalinsum antara lain di dekat Pos Polisi Tugu Radin Inten II, depan Kampus Poltekkes dan Politeknik Pertanian Unila, depan sekolah Al Kautsar, dan pada banyak titik yang selalu dipadati kendaraan sepanjang puluhan kilometer hingga perbatasan Kabupaten Lampung Selatan.

Ridwan, pengguna Jalinsum, mencemaskan kerusakan berupa lubang pada badan Jalinsum itu membahayakan pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor. Apalagi yang berboncengan bisa terperosok atau terjatuh. Saat hujan jalan juga tergenang air sehingga lubang yang ada tidak terlihat jelas dan membahayakan pengguna jalan.

Karena itu, mereka mendesak pemerintah melalui instansi teknis segera menambal kerusakan jalan itu. Penambalan dan perbaikan jalan itu hingga saat ini masih terbatas dilakukan dan belum menyeluruh, hanya sebagian kecil mulai ditambal, termasuk pada ruas Jalinsum menuju Natar, Lampung Selatan.

Provinsi Lampung dilalui ruas jalan lintas Jawa-Sumatera, yaitu Jalan Lintas Tengah Sumatera, Jalan Lintas Timur, Jalan Lintas Barat, dan Jalan Lintas Pantai Timur Sumatera.

Kepadatan arus lalu lintas khususnya kendaraan truk pengangkut barang lalu-lalang di jalan lintas itu nyaris tanpa pembatasan tonasenya, diduga menjadi penyebab utama kerusakan jalan selalu terjadi, selain bergantung kualitas jalan yang dibangun tersebut. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: