Kawal proses pemilihan Dirut Pertamina agar terlepas dari bayang-bayang mafia migas. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah diminta jangan sampai salah mengangkat direktur utama PT Pertamina (Persero), mengingat batas waktu yang tinggal beberapa hari lagi untuk sampai 30 hari.

“Menurut saya, syarat untuk memimpin Pertamina harus independen bebas kepentingan politik. Selain itu kemampuan teknis juga perlu. Artinya harus lebih baik dari dirut sebelumnya, Dwi Soetjipto,” tandas Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, kepada Aktual.com, Jumat (24/2).

Menurut dia, sosok dirut juga lebih baik orang-orang yang profesional dengan track record-nya yang selama ini bagus. “Dan tentu harus bebas dari kasus korupsi. Jadi integritasnya harus teruji, karena Pertamina itu BUMN yang strategis sekaligus ‘basah’,” jelas dia.

Terkait nama-nama yang beredar saat ini, dirinya mengkritisi karena banyak faktor minusnya. Terutama sosok Sofyan Basir, Dirut PT PLN (Persero) saat ini. Karena, Sofyan Basir terbukti belum berhasil menjalankan target 35 ribu megawat. Bahkan targetnya diturunkan karena realisasi pengerjaan proyek masih dibawah ekspektasi.

“Jadi, untuk membawahi Pertamina kurang pas. Untuk Budi Gunadi mantan orang keuangan kurang pas juga, apalagi dia ngotot mau holding. Kurang pas juga. Kalau orang internal harus diwaspadai jangan sampai kinerjanya sama dengan dirut sebelumnya,” papar dia.

Bhima juga menyoroti wacana dicopotnya Dwi dari kursi dirut Pertamina hanya untuk diangkat sebagai menteri. “Itu sangat aneh, irang yang sudan jelas-jelas tak mampu kelola Pertamina masa mau diberi jabatan lebih tinggi dan strategis sebagai menteri, apalagi itu Menteri BUMN, harus ditolak,” cetus dia.

Beberapa nama yang katanya masuk ke radar Jokowi untuk ducalonkan jadi Pertamina 1 adalah, Elia Massa Manik (Direktur Utama Holding Perkebunan). Kemudian ada nama Sofyan Basir (PLN), juga ada nama Budi Gunadi Sadikin (Staf Ahli Menteri BUMN dan mantan Dirut Bank Mandiri).

Kemudian dari kalangan internal Pertamina ada nama, Syamsu Alam (Direktur Hulu Pertamina) dan Rachmad Hardadi (Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia).

Kemarin, Budi Gunadi Sadikin ketika dikonfirmasi namanya yang masuk kandidat dirut Pertamina, membantahnya. “Itu isu yang dilontarkan media saja. Tidak benar itu. Saya sekarang fokus menggolkan holding BUMN saja,” kilah dia.

Bahkan dirinya menantang media untuk bertaruh, jika memang dirinya diangkat jadi dirut Pertamina. “Ayo kita taruhan Rp1 juta. Kalau saya terpilih saya kasih Anda Rp1 juta, kalau tidak pilih Anda kasih saya Rp1 juta juga,” cetusnya.

Namun demikian, setahu dia, nama-nama itu saat ini sedang digodok di jajarsn dewan komisaris Pertamina. “Sekarang posisinya sedang digodok di komisaris. Saya tidak tahu siapa saja namanya,” kata Budi.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka